Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman saat Terkena Saraf Kejepit

25 November 2014   14:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:55 2510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14168879931577626729

[caption id="attachment_377988" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

Sebelumnya saya tidak pernah tahu kalau ada penyakit namanya saraf kejepit, sampai suatu saat saya mengalaminya sendiri. Waktu mudaan, saya termasuk tidak sabaran, berjalan pun penginnya cepat sampai tujuan, termasuk saat menuruni tangga. Nah ini kejadiannya saat turun tangga di rumah sendiri, dan seperti biasanya, saya berjalan cepat, sampai suatu hari saya terjatuh.

Jatuhnya sendiri tidak sakit karena hanya terduduk, dan secara refleks, saya segera berdiri. Saat itulah, saya merasakan nyeri yang luar biasa, dan sambil tertatih-tatih menuruni tangga, disertai keringat dingin, akhirnya bisa mencapai lantai bawah dan berhasil duduk. Mbak kecil di rumah saya yang lagi nonton TV, kaget waktu melihat saya kesakitan. Saya minta dia mengambilkan gagang telepon karena saya akan menelpon adik saya yang tinggalnya tidak jauh dari rumah saya. Hanya dengan menggerakkan kaki saja, nyeri yang sangat menyerang kembali.

Singkat cerita, adik saya membawa saya ke suatu rumah sakit, dan setelah di-rontgen, hasilnya, tulang saya tidak mengalami cedera apa pun juga. Dokter hanya memberikan pain killer untuk meredakan nyeri saya, namun waktu sampai di rumah dan akan keluar dari mobil, nyeri menyerang lagi dan saya setengah tersadar dibawa masuk ke dalam rumah dengan kursi roda.

Keesokan harinya, adik ipar saya menawari saya apakah mau pijat siapa tahu saya keseleo. Saya dibawa ke tukang pijat tradisional yang terkenal di daerah Senen, dan si koko pijat langsung memijat sekitar tulang duduk saya. Saya menjerit-jerit karena nyeri luar biasa, tapi katanya itu merupakan proses penyembuhan, dan sesudahnya diberi cairan penghangat untuk dilumurkan di sekitar daerah tsb.

Apakah saya jadi sembuh? Tidak, malah saya harus opname selama 2 minggu di rumah sakit, dan beberapa minggu berobat jalan untuk fisioterapi.

Beberapa hal tentang saraf terjepit berdasarkan pengalaman sendiri:

1. Kalau terjatuh seperti saya dan ada memar, kompres es dahulu, jangan dilumuri dengan cairan penghangat, agar memar tidak meluas.

2. Jangan langsung dipijat, karena ternyata itu merupakan tindakan yang salah karena membuat memar meluas.

3. Segera ke dokter/rumah sakit kalau sakit berlanjut, agar bisa segera ditangani secara medis.

4. Saraf kejepit bisa terjadi tanpa kita menyadarinya, karena pengalaman adik saya sendiri dan beberapa pasien yang saya kenal di tempat praktek dokter, mereka tidak tahu mengapa kena saraf kejepit, mungkin terjadinya saat mereka kecil dan terjatuh

5. Saraf kejepit yang membandel, bisa dioperasi. Seorang sahabat terkena saraf kejepit yang mengakibatkan nyeri luar biasa di lengannya, dan dokter menyarankan operasi, namun teman saya takut karena katanya, bisa gagal.

6. Saya diwanti-wanti oleh dokter saya, seumur hidup tidak boleh mengangkat barang yang berat, dan juga tidak boleh mengedan saat buang air besar, karena bisa kambuh lagi. Kalaupun harus mengangkat barang yang agak berat, harus jongkok dahulu dan tidak boleh membongkok dan langsung mengangkat barang tersebut, supaya tidak ada hentakan yang mendadak, dan untuk menghindari mengedan, saya mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, terutama pepaya.

Semoga bermanfaat…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun