Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Apartment" di kuburan - North Cemetery Manila

25 Juli 2014   18:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316733" align="alignnone" width="269" caption="Anak-anak bermain di kuburan North Cemetery Manila"][/caption]

[caption id="attachment_316734" align="alignnone" width="280" caption="Tempat tinggal di kuburan - North Cemetary Manila"]

14062566671911708681
14062566671911708681
[/caption]

140625670542104207
140625670542104207

[caption id="attachment_316737" align="alignnone" width="273" caption="Kehidupan di kuburan North Cemetery Manila"]

14062567581469829347
14062567581469829347
[/caption]

Dalam menyambut Hari Anak Nasional, saya ingin menyoroti tentang kehidupan sebagian anak-anak miskin dari yang termiskin (poor of the poorest) yang tinggal di "apartment" di kuburan North Cemetery Manila. Saya sendiri belum pernah kesana, namun semoga foto-foto di atas bisa mewakili gambaran bagaimana di tengah-tengah masyarakat yang mengagungkan keduniawian di atas segalanya, masih banyak anak terlantar yang harus hidup di kuburan.

Menurut sejarahnya, penghuni yang jumlahnya sekitar 10,000 telah bertempat tinggal selama lebih dari 50 thn secara turun temurun. Mereka tidak mampu membeli rumah sehingga menempati kuburan sebagai tempat tinggal dan mencari nafkah.

Sebagian dari mereka adalah juru kunci kuburan, dan sebagian membuka usaha di kuburan tsb, seperti membuka  "sari-sari store" (warung), atau penggali kubur, dll.

Dari foto-foto tsb terlihat bahwa sebagian kuburan ditumpuk-tumpuk, dan tempat paling atas, dijadikan tempat tinggal, mereka menaiki tangga layaknya rumah susun atau apartment. Atau ada juga yang menempati kuburan luas milik orang kaya, dan si penghuni memang ditugaskan menunggu dan menjaga kuburan tsb.

Pemerintah daerah sebenarnya sudah berupaya agar mereka meninggalkan tempat tsb, namun seperti halnya di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, tidak mudah memindahkan mereka, kecuali mungkin seperti yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Jokowi, yaitu merelokasikann mereka ke tempat lain dengan segala pendekatan kemanusiaan.

Umumnya anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan di daerah tsb tidak akan mendapatkan pendidikan yang baik, dan akibatnya secara turun temurun akan mewarisi kehidupan seperti itu sepanjang waktu.

Semoga tulisan ini menggugah hati nurani kita semua bahwa masih banyak anak-anak yang menderita di bumi ini, dan menjadi perhatian pemerintah di mana pun juga berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun