Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Life Begins at 56

13 April 2014   00:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pensiun dari sebuah perusahaan swasta saat usia saya hampir mencapai 56 thn. Saya tinggal di Serpong dan berkantor di Cikarang, sehingga praktis berangkat dari rumah paling lambat jam 6 pagi dan sampai rumah paling cepat jam 19.00. Rutinitas yang dialami hampir setiap karyawan di ibukota tercinta, Jakarta.

Dengan latar belakang pendidikan dari IKIP Bahasa Inggris, Sanata Dharma, Yogyakarta, niat saya sesudah pensiun adalah memberikan kursus privat bahasa Inggris, seperti yang pernah saya jalani pada awal karir saya. Selain itu, saya juga ingin lebih berkegiatan sosial, dan kebetulan tempat tinggal saya, tidak jauh dari panti asuhan balita. Atau ikut kegiatan-kegiatan lain di gereja St Monika, yang kebetulan juga tidak jauh dari rumah saya.

Cita-cita tinggal cita-cita, ketika suatu pagi di awal bulan Mei 2008, saya sedang menyapu rumah, dan tiba-tiba telpon berdering, dan saya kaget setengah mati sesudah nama mantan Presiden Direktur saya muncul di layar handphone saya. Saya angkat telpon tersebut dengan ragu-ragu, karena saya pikir "ah, paling salah sambung"..

Setelah basa basi sejenak ..."En, mau nggak kerja lagi di Manila?", tanya mantan boss saya.... Sejenak saya tidak bisa menjawab "Manila, Pak ?", jawabnya "ya, Manila ..Filipina, kaget ya ?". Sebelum saya menjawab "Mau", boss mengatakan "Saptu sesudah saya pulang dari Manila, ketemu saya, ya"..

Perasaan saya campur aduk antara senang dan ragu serta takut : Apakah saya akan betah tinggal di negara lain, yang walau pun tidak terlalu jauh dari Indonesia (+/- 3,5 jam direct flight ke Manila), namun saya tidak kenal siapa pun? Apakah saya mampu berkarya di negara lain, dengan peraturan yang pasti beda dengan di Indonesia ? Saya berdoa dan berziarah ke Sendangsono, Yogyakarta, untuk meneguhkan panggilan kerja ini. Saya minta Tuhan memberikan tanda (bahkan sakit lho... ??) kalau ini bukan panggilanNya.

Akhirnya saya janjian ketemu dengan mantan boss saya di salah satu kantor beliau, dan saya diminta untuk membantu di kantornya yang baru yang akan didirikan. Tanggal 8 Juli 2008, saya berangkat ke Manila, ditemani keponakan saya, Fonny. Dengan penerbangan tengah malam, saya tiba di Manila subuh dan dijemput oleh boss saya di kantor yang baru tersebut.

Sekarang ini saya masih bekerja di Manila, dan tiap 3 bulan cuti ke Indonesia tercinta.. Sering saya berpikir, Tuhan ternyata sering bercanda,  saat saya lagi menikmati pensiun saya,  Tuhan mengajak saya bekerja di ladang yang jauh dari Indonesia .. di usia saya yang ke 56 thn ...

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun