Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan Harian 1710015

17 November 2014   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1601015

Koq taksinya nggak dibersihkan sich, Mas ? Bau lho...

Kalau weekend dan tidak ada acara yang jelas, biasanya saya lebih menyukai naik taksi, apalagi kalau jaraknya dekat-dekat saja. Seperti juga hari Minggu kemarin, sepulang dari ibadah di gereja, saya menumpang taksi menuju ke suatu mall, yang kalau tidak macet paling hanya 10 menit jauhnya.

Dari luar, taksinya masih kelihatan cukup bagus, karena di Manila masih ada juga taksi yang sudah kurang terawat. Begitu naik taksi tersebut, si supir batuk-batuk, bukan itu saja, tempat duduknya yang dilapisi kain hitam seperti kurang isi, sehingga begitu saya duduk, langsung “mblesek”.. Ini masih belum seberapa, kombinasi lapisan kain hitam + kursi yang “mblesek” tersebut, masih ditambah dengan kombinasi bau pesing + ikan asin… bau yang campur aduk banget sampai-sampai saya menutup hidung  dengan tissue, dengan “sepengetahuan” si supir, yang ngintip melalui kaca spion. Selain itu, jalanan macet…Lengkaplah sudah “penderitaan” saya di taksi tersebut.

Sebelum sampai tahap mual, saya putuskan turun dari taksi pas taksi berhenti saat macet. Sambil saya berikan ongkos taksinya, saya turun dari taksi walaupun si supir heran dengan keputusan saya tersebut.

Jarang sekali saya bisa mendapatkan taksi senyaman yang biasa saya pakai di Jakarta, dan biasanya kasusnya tidak jauh-jauh dari kebersihan baik taksi mau pun supirnya. Pernah saya naik taksi pagi-pagi, dan si supir seperti baru bangun tidur dan mabuk, dan umumnya supir taksi tidak memiliki baju seragam, jadinya bajunya mau-maunya saja…

Secara umum, taksi di Jakarta dan kota-kota lain yang pernah saya kunjungi seperti Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Kuta, jauh lebih baik daripada di Manila. Juga sistem pemesanan taksi, Jakarta jauh lebih maju.. Saya pernah pesan taksi, ternyata tidak datang dan tidak memberi kabar, padahal waktu saya telpon diminta tetap menunggu, karena taksinya sudah jalan menuju ke apartment saya..

Supir taksi di sini juga nampaknya tidak suka kalau diminta mampir ke suatu tempat, contoh : tujuan ke A, tapi mampir sebentar ke B karena mau menjemput teman.. Saya pernah diomelin supir gara-gara menjemput dan menunggu teman saya..

Pak Ahok, teruskan pembenahan angkutan umum, termasuk taksi..Taksi di Jakarta sudah lebih baik daripada Manila….

1710015

Pujian untuk Indonesia

Seorang kawan warga Filipina memberitahu saya bahwa Indonesia bakal menjadi kekuatan no 2 sesudah Cina di kawasan Asia. Kabar menggembirakan dari orang asing yang menghargai Negara tercinta kita.

Dia dan keluarganya sudah pernah tinggal lama di Jakarta, dan nampaknya mereka ingin kembali tinggal di sana, karena anak-anaknya yang dilahirkan di Jakarta, lebih menyukai Indonesia, dan tidak mau kembali ke Filipina.

Pak Jokowi dan tim-nya mesti bekerja sangat keras untuk bisa mencapai Indonesia yang bebas dari para koruptor, dan seluruh rakyat mendoakan keberhasilan Bapak dan tim-nya untuk menuju Indonesia yang aman sejahtera makmur...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun