Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Toko-toko Makanan Diserbu Masyarakat yang Takut Topan Besar RUBY Melanda Daerahnya

5 Desember 2014   16:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya trenyuh sekali membaca bahwa masyarakat di daerah yang kemungkinan akan dilanda topan besar “Ruby” (nama international Hagupit), menyerbu toko-toko makanan karena takut kejadian setahun yang lalu terulang kembali.

Saya masih ingat saat tiba-tiba saya menangis, padahal sedang rapat internal dan kami membicarakan tentang topan “Yolanda” yang merupakan super typhoon melanda daerah Visayas Timur dan sekitarnya, bulan November 2013. Saya terharu dan sedih sekali membaca para korban yang selain kehilangan keluarganya, juga kehilangan harta bendanya.. Bahkan mereka tidak punya stok makanan sama sekali, dan dengan terpaksa mengais-ngais makanan atau apa pun yang bisa dimakan, di antara mayat-mayat yang bergelimpangan. Kesulitan mereka itu ditambah lagi dengan pertikaian para politikus karena daerah bencana tersebut merupakan daerah klan-nya Imelda Marcos, janda Presiden Marcos, yang bahkan salah satu rumah keluarga besarnya, menjadi korban bencana besar tersebut.

Karena ketakutan itulah, masyarakat yang sebenarnya saat ini sedang bersukacita menyiapkan Hari Natal dan juga menyambut kedatangan Paus Fransiscus bulan Januari 2015, harus kembali bersedih dengan adanya topan besar tersebut. Presiden Filipina telah menginstruksikan dropping bahan makanan ke daerah tersebut untuk menghindari kepanikan.

Menurut berita yang saya baca dan dengar pagi ini,  topan tersebut sudah memasuki wilayah Filipina kemarin, dan kemungkinan besar akan menimpa daratan hari Saptu besok, dan hampir semua wilayah di Filipina akan terkena dampaknya, termasuk Metro Manila.

Banyak sekolah diliburkan di daerah yang diperkirakan akan terkena dampak langsung, dan beberapa daerah sudah dinyatakan siaga bencana, padahal banyak korban bencana tahun lalu yang masih tinggal di barak-barak pengungsian.

Untuk menghindari adanya korban, pemerintah  memaksa masyarakat untuk mengungsi (forced evacuation) karena tidak mau mengambil resiko seperti kejadian tahun lalu, di mana ribuan orang menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun