Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Cerita Ringan Seputar Pertemuan dengan Pres Jokowi di Manila

12 Februari 2015   15:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:21 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_396407" align="aligncenter" width="448" caption="Dok. pribadi"][/caption]

Saat membaca koran Philippine Daily Inquirer tertanggal 10 Februari 2015 halaman 11, saya tertarik dengan judul berita “Welcoming a good neighbor” yang ditulis oleh Rina Jimenez-David yang membahas tentang kunjungan Pres Jokowi ke Filipina. Penulis artikel tersebut biasanya rada-rada sinis dan blak-blakan, dan merupakan salah satu penulis favorit saya. Namun kali ini, isi beritanya sangat membuat saya bangga sebagai warga Indonesia.

Judulnya saja sudah kelihatan sangat bersahabat, dan isinya? Saya kutip sedikit:

“...Widodo has won the admiration of many because of his humble ways and activist origins, refusing special treatment for him and his family when traveled, and staying in his old family home despite his rising stature”

“..We look forward to learning from this most unusual and rare leader”

(Sumber : Philippine Daily Inquirer, tgl 10 Februari 2015, halaman A-11)

Tinggal di negara yang selalu bersahabat dengan Indonesia jauh lebih menyenangkan daripada tinggal di negara yang selalu menciptakan “masalah” dengan Indonesia. Saya merasa bersyukur bahwa selama ini sebagai warga Indonesia saya diperlakukan dengan baik oleh masyarakat di sini. Walaupun di surat kabar, kadang nama Indonesia tidak ditulis lengkap namun hanya disingkat “Indon”, namun saya yakin bahwa hal tersebut bukan merupakan suatu kesengajaan ataupun penghinaan seperti yang saya dengar kalau itu terjadi di negara itu.

Selain berita membanggakan di atas, saya juga ingin berbagi cerita ringan saat diberi kesempatan untuk bertemu dengan Presiden Jokowi di KBRI. Beberapa saat sebelum beliau tiba, kami diminta untuk berdiri sebagai pagar ayu dan bagus untuk menyambut beliau. Saat beliau memasuki ruang pertemuan, teriakan spontan “Jokowi Jokowi” terdengar riuh, dan tentu saja para juru foto amatir yang telah menyiapkan kameranya, segera bergerak mendekat ke arah Presiden. Hal ini cukup merepotkan petugas dengan meminta kami berdiri dengan tertib dan tidak diijinkan menutup jalan yang akan dilalui Presiden.

Rasanya seperti mimpi waktu saya benar-benar bertemu dan menyambut uluran tangan saya untuk bersalaman. Presiden menyambut semua tamu dengan ramah, dan saat beliau naik panggung kehormatan dan dipersilakan duduk, semua berpaling ke arah panggung.

Saat kemudian berpidato, saya yang biasanya tak acuh mendengarkan pidato semacam itu, saya pasang telinga rapat-rapat agar bisa menyimak dengan baik. Rasanya bangga waktu beliau menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara besar, dan ini harus ditunjukkan kepada dunia. Yuk, kita dukung upayanya tersebut agar Indonesia benar-benar menjadi negara yang diperhitungkan di dunia.

Tentang pakaian yang dikenakannya? Jas lengkap dengan dasi merah dengan kancing yang dibuka semua. Kenapa berjas lengkap? Karena beliau masih harus menghadiri acara kenegaraan sesudah acara tersebut. Namun dalam kesempatan lain, beliau mengenakan batik (seperti dalam foto ini saat memberi hormat kepada pasukan yang menyambutnya).

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Sumber : Inquirer net"]

14237057381186686452
14237057381186686452
[/caption]

Selain hal di atas, saya juga salut dengan beliau karena menghormati lawan bicaranya saat acara tanya-jawab, bahkan dalam suatu kesempatan, beliau bangkit dari tempat duduknya untuk mendengarkan pemaparan salah satu penanya.

Apakah beliau mengalami macetnya Metro Manila di pagi hari saat berkendaraan dari tempatnya menginap ke KBRI? Ya, karena daerah sekitar KBRI memang daerah macet, dan saya tidak yakin kalau mobil Presiden dikawal oleh pengawal dengan sirene, karena di sini, hal semacam itu dilarang. Pejabat dilarang memakai “wang-wang” atau pengawal bersirene, dan wang-wang hanya untuk keadaan yang darurat seperti ambulans.

KBRI di Manila telah sangat baik membagikan snack yang berisi 3 jajan pasar serta minuman gratis, yang habis ludes disantap. Terima kasih KBRI yang bahkan mengirimkan foto-foto hasil jepretannya di Facebook mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun