Mohon tunggu...
enni riati lubis
enni riati lubis Mohon Tunggu... -

guru SMA Negeri 1 Dolok Batunanggar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mercon di Bulan Puasa. Siapa yang Memulai? Budaya dari Mana?

12 Juli 2013   20:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alhamdulillah,malam ini sudah masuk shalat tarawih hari keempat,yang juga menandakan besok kita insyaallah memasuki hari keempat dibulan Romadhon. Bulan Romadhon adalah bulan yang selalu dinantikan oleh ummat muslim yang taat. Pada bulan Romadhon Allah banyak memberi janjiNya kepada kita. Janji akan doa lebih dikabulkan,janji akan pahala dilipat gandakan, dan janji akan dijauhkan dari api neraka.

Dibulan Romadhon Allah menuntut hakNya kepada hambaNya yang bertaqwa untuk berpuasa. Puasa di bulan Romadhon juga masuk kedalam rukun Islam yaitu rukun Islam yang ketiga. Berarti, belum sempurna agama islam seseorang jika dia tidak melakukan ibadah puasa di bulan Romadhon. Bulan Romadhon adalah bulan yang penuh hikmah karena didalamnya Allah SWT menurunkan kitabul karim Al-qur'an sebagai pedoman,pegangan,hukum bagi ummat islam,di bulan Romadhon Allah juga menjadikan satu malam yang sangat baik melebihi kebaikan 1000 bulan yang disebut dengan malam Lailatul Qadar. Semoga hamba dan kita semua mendapati malam Lailatul Qadar sebagai waktu beribadah.Insyaallah

Bulan Romadhon juga menjadi berkah bagi beberapa orang dalam mencari rezeki. Aneka makanan dan minuman pembuka puasa diperjual belikan. Banyak jenis makanan dan minuman yang hanya kita jumpai dijual pada bulan Romadhon. Ummat muslim pun pada bulan ini rela mengeluarkan lebih pendapatannya untuk dibelanjakan pada berbagai menu pembuka puasa. Selain itu ummat islam pun rela mengeluarkan lebih pendapatannya untuk bersedekah kepada mereka yang kurang beruntung dalam hal ekonomi. Memang, bulan suci Romadhon merupakan bulan yang pebuh rahmat bagi semua insan di dunia ini.

Tapi, ada satu hal yang sangat disayangkan pada bulan Romadhon.Entah siapa pencetus ide ini, atau darimana budaya ini berasal, mengapa ketika bulan Romadhon banyak orang menghidupkan mercon. Mungkin, ini rahmat sekaligus dosa bagi segelintir orang penjual mercon, tapi ini dosa bagi sebagian orang yang memainkan mercon. Mercon adalah sejenis peledak ringan yang dapat mengeluarkan suara yang cukup besar. Suara ledakan dari mercon dapat mengganggu kekhusukan ibadah orang. Selain itu, suara ledakan mercon yang besar dapat menyebabkan terkejut yang membuat jantung berdebar lebih kencang, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penderita jantung akut ( walaupun hal ini jarang dijumpai ).

Bermain mercon tidak memiliki manfaat bahkan memberikan mudharat,sehingga sebaiknya ditinggalkan sebelum menjadi dosa. Menjual mercon menjadi subhat, karena kita menjual sesuatu yang tidak dapat diambil manfaatnya sehingga menghasilkan perbuatan yang subhat. Rasullah bersabda jika perbuatan subhat berada ditengah antara hak dan bathil, sehingga sebaiknya perbuatan subhat dihindari. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan dalam mencari rezeki. Mencari rezeki dengan cara yang jelas haknya ( kebaikannya ) tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi yang memakan hasil dari rezeki tersebut.

Saran saya kepada orang tua yang mencari rezeki untuk keluarganya ( juga saran untuk diri saya sendiri ), carilah rezeki yang sudah jelas kebaikannya, sehingga akan menjadi baik bagi darah daging yang memakan hasil rezeki tersebut. Kebaikan dari hasil rezeki yang dimakan dapat dilihat dari pola tingkah laku yang sopan, tutur kata yang ramah, dan mudah menangkap jika diberi pelajaran.

Hindarkanlah mercon. Marilah kita isi bulan Romadhon dengan sebaik - baiknya ibadah sebagai rasa taqwa dan syukur kita kepada sang khalik ALLAH SWT Tuhan seruan alam. Semoga kita semua mendapat rahmat bulan Romadhon di tahun ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun