"Bulan puasa jangan kalah sama bulannya."  Kata kakungku saat memberikan pembekalan  di kegiatan arisan trah. Ia selaku sesepuh di Trah Martodinomo. Sebagai  yang dituakan senantiasa memberikan petuah dan arahan yang bermanfaat bagi anak cucunya. Dari hal-hal yang ada di seputar kehidupan keluarga besar ini.Â
Kebetulan pertemuan trah ini menjelang bulan puasa. Maka kakung mengambil persoalan puasa yang begitu besar manfaatnya.Â
Termasuk pentingnya melaksanakan ibadah puasa kali ini.Â
Peribadatan kali ini sudah berjalan berulang kali dan telah dibiasakan. Inilah kekuatan itu terletak pada  pembiasaan. Aktifitas  yang demikian terkontrol dan rutin dibiasakan selalu secara periodik. Terutama saat punya hajat dan cita-cita yang mulia selalu diiringi dengan tirakat ini. Semisal anaknya pingin lulus ujian, pingin punya apalah yang intinya tujuan baik.Â
Tak jarang selalu berpulang pada apa yang dia jalankan selama ini. Dan nyatanya memang membuahkan hasil yang baik.Â
Ia mencontohkan saat muda dulu. Ia rajin tirakat bila menyebut kata puasa belum familier. Puasanya mereka sebut ngebleng. Dan itu karena dilatar belakangi stok makanan yang tak sebanyak saat ini. Serba kurang makan dan puasa adalah sudah terbiasakanÂ
Makanya hingga di usia yang lansia ini tubuhnya masih kuat. Karena ditempa zaman dan keadaan. Maka setiap adanya even dan momen penting janganlah ditinggalkan tanpa ada aksi yang nyata. Kakung selalu pesan pada anak cucunya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H