Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sharing Perempuan Tentang Film Nusantara Bersama Danamon Menginspirasi

21 Mei 2017   19:37 Diperbarui: 26 Mei 2017   08:30 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu, meski bukan satu-satunya, saya mencoba bangun lebih pagi. Sekitar 25 peserta kompasianer akan berkumpul di Lau’s Kopi Tiam Setiabudi. Hari Sabtu sebetulnya kesempatan bangun lebih siang sehingga ini agak sedikit gak wajar bagi saya.

Pun begitu suasana di Setiabudi. Saat langkah-langkah kaki memasuki halaman suasana tampak sedang berusaha sadar, mengembalikan jiwa sepenuhnya ke badan. Pengunjung dengan hitungan jari. Beberapa toko terlihat masih tutup. Lainnya sedang mempersiapkan diri menyambut rejeki.

Tetapi suasana lebih hidup ketika saya sudah tiba di Lau’s Kopitiam. Para pegawai sedang berberes menyiapkan hidangan. Panitia acara mempersiapkan kelengkapan acara sembari menunggu kedatangan semua peserta.

Sementara beberapa peserta kompasianer sedang melakukan aktivitas masing-masing. Ada yang bercengkrama antar satu peserta dengan peserta lainnya. Beberapa orang sedang menatap layar berselancar di media sosial. Beberapa lain antusias saling menjepret di spot-spot unik di dinding ruangan kafe.

Kategori manakah gambaran pengalaman saya pagi itu di atas? Show itatauTell it?

Nah, kompasianer Show It Don’t Tell It! ialah tips menulis Mba Swastika Nohara, salah satu pembicara di acara KOMiK (Kompasianer Only Movie enthus(i)ast Klub).

Bertepatan di bulan perempuan dan hari film nasional, Komunitas Kompasianer Pecinta Film mengadakan acara menarik bersama Danamon dengan tema “Saatnya Sineas Perempuan Pegang Kendali di Kancah Film Nasional”, pada Sabtu 06 Mei 2017 di Setia Budi. Dalam acara ini, kompasianer berkesempatan bertemu dua perempuan kece yang menggeluti dunia perfiliman, Mba Swastika Nohara dan Blogger film, Mba Falda Zain Fauziyyah. Hadir juga Mba Dewi Puspasari dengan penampilan berbeda, kali ini tampil lebih feminim menuntun sepanjang diskusi berlangsung.

Peran Sineas Perempuan di Industri Film Indonesia

Apa jadinya sebuah film tanpa kehadiran perempuan? Menurut saya, Ibarat bubuk kopi, teh, susu tanpa adanya air. Memang bukan perbandingan yang cocok tetapi mewakili gambaran peran perempuan sebagai salah satu elemen penting dalam sebuah film.

Tinggi semampai mengenakan baju putih berpernak-pernik pada bagian depan serta sepasang anting biru sepadan dengan warna bawahan, Mba Swastika Nohara tampil percaya diri. Dengan gaya santai tapi serius menuturkan pengalamannya sebagai penulis skenario dan kisah kebangkitan film Indonesia.

Film nasional sudah lebih baik sejak tahun 1998. Di balik itu ternyata ada sejarah panjang yang mengawali. Sebelumnya, film-film nasional tak jarang mempertontonkan adegan erotis dan kekerasan (pelecehan) terhadap perempuan. Keduanya tentu merusak harga diri perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun