Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

IndiHome, Sahabat Perjalanan Seller Menggaet Cuan di Atas Rata-Rata

13 Mei 2023   07:35 Diperbarui: 13 Mei 2023   07:30 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meningkatnya digitalisasi telah banyak mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita. Bayangkan jika dulu kita harus ke pasar untuk belanja kebutuhan pokok sekarang bisa memesan melalui ponsel secara online. Begitu juga ketika berkarya, melalui platform digital hasil karya kita mempunyai ruang yang lebih luas. Apalagi kalau didukung dengan layanan internet provider yang cepat, berkelas dan cerdas untuk aktivitas tanpa batas, talenta dan waktu kita bisa berfungsi.

Internet membawa kita pada ruang dimana kita bisa beraktivitas tanpa batas. Bayangkan ya, dulu saya selalu menganggap peran sales tidak bisa saya lakoni. Menurut saya itu hanya bagi orang yang jago bicara dan punya banyak relasi.

Sekarang, berada di jaman digital fakta itu terpatahkan. Hampir semua bisa melakukan sales. Walaupun tidak mudah, saya yang introvert bisa berjualan.

Mencoba bergabung menjadi seller di toko daring, banyak cerita suka maupun duka saya alami hingga menemukan titik balik. Kenyataannya menjadi seorang sales di dunia digital yang “tampaknya” lebih mudah dibandingkan secara langsung ternyata jauh berbeda dari bayangan saya. Sebagai seorang introvert saya mengakui, jualan secara online lebih baik dibandingkan berhadapan langsung dengan orangnya. Namun, butuh usaha dan upaya keras agar produk kita tampil saat calon pembeli mencari produk itu.

Bulan demi bulan berlalu, saya mendapati penjualan di toko saya tetap masih sangat rendah. Padahal saya sudah memperbaiki deskripsi produk lagi, menyertakan kontak yang bisa dihubungi, menambah catatan keterangan, membuat deskripsi lebih rinci, mengubah dan menambahkan beberapa foto lagi, hingga menambah dekorasi toko

Pada bulan-bulan berikutnya juga sama, saya mencoba mempelajari product knowledge, mempelajari target market, segmentasi produk, unique selling point, hingga menjalankan tips and trik meningkatkan brand awareness dan sales tetap saja perubahan signifikan juga tidak terjadi. 

Saya juga berusaha melayani dengan sangat maksimal dengan berusaha respon cepat setiap pertanyaan yang masuk. Pernah sekali saya bertemu dengan calon pembeli dengan peluang penjualan yang menurut saya besar, closing tetap tidak terjadi walaupun saya sudah berusahaa menjawab semua pertanyaannya.

Setelah berpikir keras tentang apalagi hal yang mesti saya lakukan. Saya menyadari, ternyata selama ini saya lebih mementingkan penjualan, penjualan dan penjualan. Bagaimana pun customer akan merasakan sendiri respon yang benar-benar melayani dan respon yang kayak ngebet bangat produknya mesti dibeli, kan.

Alhasil ketika calon customer batal memesan padahal sudah meladeni semua pertanyaannya, saya pun merasa kesal sendiri.  Apa sih maunya customer ini. Kalau dari awal cuma untuk bertanya-tanya ya ga usah saja sekalian ditanya. Ngabisin waktu saja!

Padahal ya, setelah saya ingat-ingat ketika saya berada di posisi sebagai pembeli di e-commerce. Dimana sampai saat ini saya sering berbelanja di e-commerce, wajar bangat dong customer tanya-tanya tentang produk untuk mengkonfirmasi keadaan produk. Wajar juga bila tidak jadi membeli karena sudah dapat toko yang lebih sesuai harga. Pula sangat wajar bila pindah toko karena fast respon dan pelayanannya lebih oke.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun