"Iya dong, lihat di kemasannya. Disini tertulis "produk hijau", yang ini, "bisa didaur ulang.", Kalau yang ini ditulis, "hemat energi." Jelas?"
Percakapan #3
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan tahun ini yang bisa berdampak pada sekitar?"
"Hmn... Kalau aku pengen mulai menggunakan produk ramah lingkungan tapi gimana ya caranya memastikan produk di pasaran itu ramah lingkungan atau tidak?"
Ada niat saja sudah merupakan langkah positif
Ketika saya sedang menyuci piring, mata saya tertuju pada kalimat dalam kemasan botol plastik berisi cairan penyuci piring bertuliskan, "aman dan nyaman di tangan." Rasa penasaran pun muncul ingin tahu apa kalimat tersebut benar atau bohong-bohongan.
Tidak jarang pernyataan 'promosi' dari sebuah produk disertakan pada kemasan. Salah satu istilah paling menjual ialah "ramah lingkungan". Pengenalan dan kesadaran masyarakat mengenai hal-hal "ramah lingkungan" memang saat ini semakin meningkat. Jadilah perusahaan berlomba-lomba menciptakan produk ramah lingkungan atau bahkan menciptakan image bahwa produk mereka ramah lingkungan.
Berbagai cara dan upaya dilakukan agar produk laris manis. Ada yang membuat kemasan dimana konsumen berpikir produk tersebut ramah lingkungan. Melalui kemasan dengan pernyataan nyentrik dalam kemasan, seperti "ramah lingkungan", "tidak berbahaya terhadap lingkungan". Beserta gambar-gambar eyecathing agar pikiran kita menjadi "yakin". Padahal untuk menyertakannya harus ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Namanya juga produsen ingin menarik perhatian konsumen supaya lebih memilih produknya.
Mengenai produk ramah lingkungan, sebetulnya sudah topik ini sudah diperbincangkan sejak dulu. Negara-negara bagian Eropa mengawali produk ramah lingkungan. Negara tertua misalnya Jerman. Mereka membentuk organisasi resmi yang memastikan sebuah produk dikatakan ramah lingkungan sudah sejak tahun 1970-an.
Bicara tentang ramah lingkungan kelihatannya agak rumit. Berbagai aspek bisa digunakan sebagai acuan disebut ramah lingkungan. Tapi saya hendak menyampaikan berdasarkan satu sudut pandang saja. Satu hal yang pasti setiap kegiatan pasti menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, entah pada manusia dan lingkungan itu sendiri. Karenanya agak susah mengklaim suatu material/produk/bahan dengan sebutan "ramah lingkungan".