Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Teknologi Mikroorganisme: Air Kotor Demi Air Bersih yang Kita Peroleh

13 Desember 2016   18:00 Diperbarui: 13 Desember 2016   18:07 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem pengolahan pada dua unit tersebut pada prinsipnya sama. Perbedaannya terletak pada jumlah unit dan jenis tabung filter. Berikut rangkaian pengolahan air di IPA Cilandak:

1. Berawal dari Kali Krukut

Gerbang pertama pengolahan air IPA Cilandak berada di batas Kali Krukut dan pintu intake air baku. Air baku yang berhulu di Bogor ini dibelokkan sebagian sehingga mengalir ke kolam pra sedimentasi. Terbalik dari pikiran saya, Kali Krukut terlihat berwarna coklat pekat. Gundukan berbagai jenis sampah di sisi kolam dengan aroma khas menjadi bukti betapa tercemarnya sungai oleh sampah. Sekali tiga hari sampah ini akan diangkut oleh pihak ketiga.

IPA Cilandak memiliki kesusahan tersendiri di setiap musim. Pada musim hujan kuantias sampah masyarakat akan meningkat, sementara di musim kemarau konsentrasi polutan zat kimia dalam air malah meningkat.

Kejadian pada tahun 2015, kandungan amonia air baku jauh di batas standar kadar amonia pengolahan air bersih. Kandungan amonia berdasarkan standar Keputusan Gubernur No.582 tahun 1995 seharusnya 1 mg/L. Dalam kasus ini mencapai angka 7 mg/L berasal dari buangan domestik rumah tangga.

“Semakin tinggi tingkat polutant maka chemichal cost akan semakin tinggi.” ungkap Rizky Darmadi. Hal ini dipengaruhi semakin banyak bahan kimia yang dibutuhkan untuk mengolah air. Belum lagi harga bahan kimia begitu mahal. Masalah lain yang harus dihadapi PT. PALYJA dengan empat instalansi pengolahan air.

kolam-prasedimentasi-1-dan-2-584fd637b192731a1649b422.jpg
kolam-prasedimentasi-1-dan-2-584fd637b192731a1649b422.jpg
2. Penerapan Teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR)

Tahap berikutnya dilanjut dengan mengalirkan air baku dari kolam pra sedimentasi ke kolam teknologi MBBR diterapkan. Mikroorganisme alami sedang diberdayakan di dalam media bio ball dengan penyangga kerangkeng berbentuk kotak supaya media bio ball tidak terbawa arus pada saat banjir. Selain resiko ledakan gas klorin, kebakaran, dan gempa, IPA Cilandak harus menghadapi situasi banjir yang sering berkunjung.

Air terlihat bergelembung di wilayah kerangkeng untuk memenuhi oksigen terlarut hingga 5 mg/L supaya mikroorganisme bertahan hidup. Bakteri ini diharapkan dapat mengurangi kadar amonium, detergent, dan mangan. Teknologi mikroorganisme alami ini sebelumnya telah berhasil dilakukan di IPA Taman Kota dan  Instalansi Pengambilan Air Baku Banjir Kanal.

 Pada saat ini, analisa menunjukkan 33% kadar amonium dan mangan berkurang setelah air baku diolah menggunakan teknologi MBBR.” jelas Rizky Darmadi.

3. Proses Aerasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun