"2 medali, bukan 1, tapi 2," kata Mate Pavic setelah mengunci all-Croatian Finals di ganda putra tenis lapangan. 2 medali dari tenis lapangan untuk Kroasia ini menambah panjang sejarah yang tercipta di Olimpiade Tokyo 2020 yang sudah memasuki minggu pertamanya di Tokyo, Jepang.Â
Untuk pertama kalinya sejak 1908, final ganda putra tenis terlaksana antara 2 pasang dari asal negara yang sama (all-nations final). Ada 10 negara yang aslinya memiliki peluang tersebut sebelum Kroasia berhasil mewujudkannya ketika kedua kontingennya di kategori ini berhasil melaju ke babak final.Â
Sejarah kemudian berlanjut ketika Marcus Daniell/Michael Venus berhasil memenangkan medali perunggu, menjadi medali tenis pertama Selandia Baru setelah lebih dari satu abad.Â
Penulis akan merangkum kisah-kisah mereka di tulisan ini, jadi mari kita simak kisah mereka sama-sama!
Sebuah Momen Bersejarah Bagi Selandia Baru
Marcus Daniell/Michael Venus from New Zealand captured a historic bronze medal in this year's Men's Doubles after defeating Tennys Sandgren/Austin Krajicek from the United States of America 7-6(3), 6-2. This would be the first tennis medal from New Zealand after 1912, where Anthony Wilding (a New Zealander representing Australasia) won the bronze medal of Men's Singles in Stockholm.
Setelah kalah di semifinal 6-2, 6-2 dari Marin Cilic/Ivan Dodig, Marcus Daniell/Michael Venus harus berjibaku melawan ganda dari Amerika Serikat, Tennys Sandgren/Austin Krajicek untuk mendapatkan pedali perunggu.Â
Set pertama sendiri berlangsung ketat, yang berakhir dengan tie-break 7-6(3) untuk keunggulan Daniell/Venus, menandakan kebangkitan mereka pasca-kekalahan straight set di semifinal, sebelum mendominasi set kedua 6-2.Â
Memenangkan medali perunggu sendiri adalah sesuatu yang tidak disangka oleh Daniell/Venus yang tidak sering bermain bersama di tur ATP.Â
Mereka memanfaatkan bonding ketika bermain di Piala Davis bersama serta waktu sekamar di Kampung Atlet untuk meningkatkan bonding sebagai tim.Â