Menurut pengamat terorisme yang saya sempat lihat berbicara di metro tv kemarin, munculnya bom buku adalah karena pelarangan penjualan potasium dan bahan kimia beresiko meledak sudah semakin dibatasi, apalagi Polri juga sudah berhasil memangkas jaringan perdagangan senjata gelap (seperti AK 47) yang membuat para pelaku terorisme beralih pada hal-hal yang bersifat personal dan low explosive.
Meskipun demikian, bom buku sudah memakan korban cacat seumur hidup dan beberapa orang luka-luka karena meledaknya. Kecuali bom buku yang ini (http://bookbombing.blogspot.com/) yang bersifat menghibur dan tidak akan membunuh.
Nah, jika sudah bersifat makin personal, maka yang patut diwaspadai adalah :
1. Bom bunuh diri. Pelaku bisa menyembunyikan bom low explosivenya di dalam pakaian dalam (underwear), di (maaf) pantat, di dalam sepatu.
2. Bom di printer cartridge. Bom jenis ini dilaporkan pernah digunakan oleh pejuang Al Qaeda, apalagi di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia lainnya, bisnis cartridge printer bekas isi ulang amat sangat sukses.
3. Bom di dalam Kamera / Kamera Video. Sama seperti bom pada cartridge printer, bom jenis ini juga pernah digunakan oleh pejuang Al Qaeda. Bisa saja dalam pertemuan dengan pihak wartawan, pelaku bom bunuh diri dengan bom di dalam kamera akan beraksi.
4. Bom dalam botol minuman. Meskipun agak jarang tapi hal ini pernah terjadi.
Yang termutakhir, dari dunia terorisme justru bukan bom melainkan gas beracun yang dikemas dalam bentuk parfum. Parfum beracun ini pernah dilaporkan dibagikan gratis ke pejabat-pejabat publik Arab Saudi setelah Kerajaan Arab Saudi memburu 149 orang yang terlibat dalam gerakan Al Qaeda.
Intinya : Waspadalah ..Waspadalah ....
Sumber : http://www.wired.com/dangerroom/2010/12/al-qaedas-latest-weapon-poison-perfume/
http://www.wired.com/dangerroom/2011/03/new-jihadi-book-bombs-combine-pen-and-sword/
http://bookbombing.blogspot.com/
Salam Damai,