Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam dan budaya. Budaya yang ada di Indonesia sangat beraneka ragam, mulai dari tarian daerah, makanan khas daerah, pakaian adat, alat musik tradisional, hingga rumah adat. Budaya merupakan hal yang unik dan menjadi identitas dari suatu daerah. Karena setiap daerah memiliki budayanya masing-masing, tak jarang jika budaya dijadikan sebagai sumber belajar. Kita dapat belajar sejarah, matematika, arsitektur, dan ilmu lain melalui budaya yang ada di Indonesia. Budaya sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam menjelaskan konsep secara kontekstual.
Budaya dapat dijadikan sebagai sumber belajar mata pelajaran matematika. Matematika yang dinilai abstrak akan menjadi lebih mudah dipahami jika dipelajari menggunakan hal yang kontekstual. Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan budaya biasa dikenal dengan sebutan etnomatematika. Etnomatematika menunjukkan bahwa ada keterkaitan yang erat antara budaya dan matematika. Â Budaya yang dapat dikaji secara matematis misalnya adalah rumah adat Joglo dari Jawa Tengah.
Rumah Joglo sarat dengan nilai filosofis khas Jawa. Rumah Joglo umunya terdiri dari tiga bagian utama yaitu pendapa, pringgitan, dan dalem. Bagian-Bagian dari rumah adat Joglo dapat diklasifikasikan ke dalam materi himpunan yaitu X = {bagian utama rumah Joglo} atau X = {pendapa, pringgitan, dalem}. Dari tampilan dan kerangka rumah Joglo ini, kita bisa melihat beberapa hal matematis yang terkandung di dalamnya. Tampilan depan atap rumah Joglo berbentuk trapesium sama kaki, sedangkan dari samping atapnya berbentuk segitiga, dan tiang-tiang penyangganya berbentuk balok. Hal ini menunjukkan bahwa ada unsur geometri dalam rumah Joglo tersebut. Selain itu, jika kita perhatikan lebih dalam, ada pula unsur trigonometri dalam kerangka rumah Joglo. Hal ini dapat dilihat dari sudut-sudut yang terbentuk. Ada sudut lancip yang besarnya kurang dari 90 derajat, sudut siku-siku yang besarnya sama dengan 90 derajat, sudut tumpul yang besarnya lebih dari 90 derajat, dan sudut pelurus yang besarnya 180 derajat.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa melalui etnomatematika, kita dapat lebih kreatif dalam belajar matematika melalui masalah kontekstual yang ada pada budaya daerah tertentu misalnya dengan rumah adat Joglo yang dapat digunakan sebagai salah satu strategi pembelajaran himpunan, geometri, dan trigonometri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H