Pada tanggal 23 Oktober 2014, main ke kampung yang berlokasi di Desa Besowo, kecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur. Naik dari terminal Ubung menggunakan bis Zena, yang baru berangkat jam 20.10 WITA dan akhirnya tiba di Malang pada waktu yang teramat siang. Ini disebabkan hari yang sepi penumpang dan penggabungan dengan penumpang Surabaya, yang dipindah-bis-kan nantinya di suatu tempat di Jawa menuju Surabaya. Pada akhirnya, tiba di Kandangan, setelah naik Bus Puspa Indah dari Landung Sari, tiba pada pukul 10 WIB.
Tepat pada hari Jumatnya, terdengar bahwa para siswa SD 4 Besowo, yang terletak sekitar 100 meter sebelum tugu garuda di Perempatan Besowo, memperoleh bantuan sebesar Rp 1 juta per orang. Kemudian pada hari Sabtu berikutnya, dilakukan serah terima bantuan dimana setelah dipotong administrasi, diterima sebesar 850.000,- Berdasarkan penjelasan dari para orang tua siswa, Rp 100.000,- disisakan di akun BNI. Ada pula kabar bahwa Rp 100.000,- ini dipotong dalam rangka subsidi ke siswa yang terlupakan untuk diajukan dalam proposal bantuan siswa Gunung Kelud. Dari potongan ini, para siswa memiliki hak siswa sebesar Rp 900.000,-. Kemudian dari jumlah ini, dipotong lagi untuk administrasi, para orang tua menyatakan adanya materai, dan kemudian siswa yang diterima oleh para siswa SD adalah Rp 850.000,-
Terkait dengan adanya siswa yang tidak tercantum dalam proposal pengajuan bantuan, kami tidak habis pikir karena menurut mekanisme normal, pelaporan jumlah siswa rutin dilakukan pada setiap periode tahun ajaran. Ini menjadikan jumlah siswa akan tercatat di dinas pendidikan kecamatan dan kabupaten walaupun tidak dilaporkan ketika dilakukan penurunan bantuan Gunung Kelud. Terlebih dengan alasan adanya lembar yang memuat beberapa siswa tertinggal di kantor, tidak terbawa ke dinas kecamatan dan kabupaten, sungguh tidak dapat saya terima.
Kemudian untuk kepentingan administrasi Rp 50 ribu, lebih tidak bisa diterima, bahwa pada akhirnya per siswa dibebani dengan potongan sejumlah itu. Jika pun melakukan administrasi, pastinya akan terjadi kolektif sehingga tidak akan sampai sebegitu besarnya. Jika berhitung, jika pun ada materai, paling mahal Rp 6000,- per orang.
Yang aneh lagi bahwa para orang tua siswa tidak diberi salinan, perjanjian atau persetujuan apa yang mereka tanda tangani, yang menjadikan dokumen itu tetap menjadi sisi gelap pihak sekolah.
Jika dihitung menurut jumlah siswa sebanyak 256 siswa, maka jumlah uang yang disunat dari bantuan ini adalah 256 x Rp 150.000,-, yaitu Rp 38.400.000. Jika ini dibagi kepada semua staf sekolah, dengan jumlah sekitar 50 staf, maka diperoleh 768.000,- yang setara dengan gaji bersih ke-13. Hal ini menjadi tidak lumrah karena berdasarkan berita, per KK di daerah Gunung Kelud sudah dialokasikan dana bantuan terpisah yang akan turun menyusul bantuan untuk para siswa.
Pada pagi ini, menyempatkan diri mencari beritanya di internet, terkait bantuan siswa Gunung Kelud, bahwa memang dari dinas pendidikan dialokasikan bantuan ke siswa SD sebesar Rp 1 juta per orang. Berdasarkan kejadian di SD Negeri 4 Besowo, maka yang menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah:
1. Apa benar BNI mengharuskan siswa uang di rekening sebesar RP 100.000,- ? Jika Iya, maka BNI telah menyunat bantuan kemanusiaan siswa Gunung Kelud, dan ini mencederai rasa kemanusiaan.
2. Apakah ada edaran atau peraturan yangmengharuskan pengenaan administrasi hingga sebesar Rp 50.000,- per siswa dari dinas terkait di desa Besowo, BNI, dinas pendidikan Kecamatan Kepung, atau Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, atau malah dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Dimohon para pembaca menyebarkan berita ini agar semua orang memperoleh konfirmasi dari dinas terkait di Jawa Timur, jika pun itu sebuah kecurangan atau penyunatan bantuan, agar dihentikan demi kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H