1.Revolusi Sosial ( social revolution )
Perubahan sangat cepat yang diakibatkan oleh kemerdekaan, bukan hanya terasa di ibukota namun juga terasa di berbagai daerah daerah. sebelum Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia dibagi menjadi dua golongan utama yaitu golongan priyai  dan golongan masyarakat biasa. Golongan priyai sangat diuntungkan baik itu pada zaman Belanda maupun zaman Jepang. Kedudukan sebagai seorang bangsawan mengakibatkan seseorang dapat dengan mudah untuk menduduki jabatan-jabatan strategis yang ditawarkan pihak Belanda serta dengan leluasa untuk mendapatkan akses pendidikan. Kesenjangan sosial yang telah terjadi sekian lama semakin diperparah dengan kondisi ekonomi Indonesia di awal kemerdekaan yang tidak stabil. Disebutkan dalam buku yang dikarang oleh Jan luiten Van zanden dan Daan marks yang berjudul an economic historis of Indonesia 1800-2010 bahwa the republican government had very limited source of income. Keterbatasan sumber pendapatan yang dimiliki oleh pemerintahan Indonesia berdampak pada terjadinya defisit hingga menginjak angka Rp. 1,6 juta pada tahun 1948 dan pada tahun 1949 mencapai angka Rp.1,5 juta.
2. Kendornya Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada masa awal kemerdekaan tahun 1945 tidak berjalan baik. Masalah-masalah yang terjadi di daerah hanya diatasi oleh pemerintah setempat. pemerintah daerah diberikan kekuasaan untuk menerapkan menerapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap sesuai dengan kebutuhan daerah setempat. Namun akibat dari langkah tersebut pemerintah tidak bisa mengontrol kebijakan-kebijakan daerah, terlebih pada awal kemerdekaan, sarana transportasi dan komunikasi masih sangat terbatas ditambah permasalahan-permasalahan rumit lainnya yang harus dihadapi oleh pemerintah pusat.
3. Militer  Sebagai Kekuatan Politik BaruÂ
Diawal kemerdekaan militer bukan hanya sebagai alat untuk mempertahankan negara, tetapi dengan langkah perlahan mulai menyentuh sendi-sendi perpolitikan tanah air.Namun, kekuatan politik di dalam tubuh militer sifatnya tercerai berai, ada dua kelompok utama dalam tubuh militer, kelompok pertama merupakan prajurit bekas peta dan Heiho serta laskar-laskar yang tidak pernah mendapatkan pelatihan militer di masa pra Jepang. Kelompok ini yang dipilih sebagai panglima besar nya pada bulan November 1945. Kita kelompok lainnya adalah bekas serdadu Belanda yang menganggap kejatuhan Belanda oleh Jepang pada tahun 1942 membebaskan mereka dari sumpahnya kepada ratu Belanda. Tokoh sentral dalam kelompok ini adalah A.H. Nasution dan T.B Simatupang .
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H