Mohon tunggu...
Enjelika Diveira Putri Awlia
Enjelika Diveira Putri Awlia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Utang Negara Bertambah Tinggi, Fasilitas Tetap Tercukupi

22 Agustus 2023   22:23 Diperbarui: 22 Agustus 2023   23:04 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak heran apabila Indonesia tengah dilanda utang yang sangat banyak saat ini. Sudah sejak lama, bahkan hingga pemimpin Indonesia telah berganti, namun permasalahan utang yang terus tinggi menjadi masalah yang besar bagi pemerintah Indonesia. Namun pada tahun 1997, pembangunan nasional selalu dipuji oleh banyak organisasi dari berbagai negara. Sebelum jatuhnya Orde Baru, Bank Dunia selalu memuji perekonomian dan pembangunan di Indonesia, bahkan dinilai sebagai negara berkembang yang sangat baik dalam bidang ekonomi.

Menurut buku APBN KITA pada akhir bulan Juni 2023, utang negara Indonesia tercatat sebesar Rp 7.787,51 triliun dan sempat mengalami penurunan pada bulan Mei 2023. Bukan hal yang mudah bagi pemerintah Indonesia untuk bisa melunaskan utang negara yang sebegitu banyaknya dengan aktu yang singkat. Seluruh rakyat Indonesia pun kewalahan dengan besarnya utang negara ini, bahkan mereka tetap menuntut pemerintah agar dapat segera memberikan fasilitas yang layak sebagai bagian dari upaya untuk menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia.

Banyak pihak menilai jika dengan bertambahnya utang negara, pemerintah Indonesia akan semakin lamban dalam meingkatkan taraf hidup rakyatnya. Tidak semua hal akan selalu berisi tentang hal negatif, jika dilihat lebih jauh pemerintah Indonesia dengan berani untuk megajukan utang luar negeri sebagai salah satu upaya dalam membantu tercukupinya kebutuhan serta fasilitas umum yang dibutuhkan untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Contohnya adalah pembangunan jalan tol atau jalan bebas hambatan. Jika dilihat dari sudut pandang yang positif, kita dapat melihat manfaat dari pembangunan yang membuat utang negara terus bertambah ini. Dampak positif dari pembangunan jalan tol ini adalah semakin mudahnya akses transportasi dari satu daerah ke daerah lain, akitifitas perekonomian juga ikut berjalan lancar karena memudahkan perjalanan ke luar kota ketika menjalani sebuah dinas pekerjaan. Tak hanya itu, terbukanya lowongan pekerjaan sebagai teknisi yang bertugas di jalan bebeas hambatan tersebut juga membantu dalam perekonomian Indonesia.

Pembangunan MRT juga sering dilihat sebelah mata sebagai salah satu factor bertambahnya utang negara. Namun seiring berkembangnya jaman, MRT juga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan transportasi dalam negeri, khusunya kemacetan di kota-kota besar. Kelancaran transportasi sangat diperlukan di semua daerah untuk semua kalangan, apalagi para penduduk kota-kota besar yang dituntut untuk dating tepat waktu pada lembaga tempat mereka bekerja. Apalagi MRT juga sudah banyak digunakan di negara-negara maju dan berkembang serta membuktikan manfaat dari MRT sendiri untuk membantu kelancaran dalam melakukan aktivitas.

Walaupun utang negara Indonesia semakin banyak, namun langkah yang diambil pemerintah untuk meminjam uang dari negara lain ini sangat dibilang berani. Bukan hanya sekedar berlomba untuk menyaingi suatu negara agar terlihat sebagai negara yang maju, namun pemerintah melakukannya dengan niat awal untuk menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia. Dengan membantu dalam pembangunan serta pemberian fasilitas yang layak inilah diharapkan mampu untuk mengantarkan Indonesia sebagai negara yang maju serta berkembang terutama dalam bagian sumber daya manusianya. Apabila kebutuhan manusia selaku masyarakat Indonesia tercukupi, maka akan mampu membawa negara Indonesia sebagai salah satu negara maju dan negara sengan sumber daya manusianya yang baik dan tidak tertinggal lagi. Seperti kata dari  mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa "Ibaratkan sebuah negara seperti perusahaan. Jika ingin dikembangkang dengan lebih optimal, maka dana yang dikeluarkan juga harus optimal."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun