Mohon tunggu...
Enjel FitriaRamadhani
Enjel FitriaRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Shalat Tahajud dalam Mengurangi Tingkat Stress

7 Juli 2021   10:58 Diperbarui: 7 Juli 2021   11:15 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, bahwa shalat merupakan ibadah wajib kita lakukan sebagai umat muslim. Semacam halnya dengan shalat tahajud yang hukumnya sunnnah muakkadah ( sunnah yang ditekankan ). shalat tahajud ini dilakukan pada saat seseorang tersebut bangun dari tidur malamnya, walaupun dia tertidur sebentar karena shalat tahajud ini diharuskan untuk kita tertidur dulu saat sebelum melaksanakanya.

Shalat tahajud ini dapat menggurangi tingkatan stress yang dialami oleh individu. Stess ini bisa terjadi diakibatkan karna adanya banyak tekanan yang didapat oleh individu dari  berbagai macam aspek seperti keluarga, sahabat, dan kerabat dekat lainnya.

Stress adalah pada saat individu ini terpapar bahaya ataupun ancaman hasilnya sekumpulan pergantian secara fisiologis. Bagi Dilawati ( dalam kartika, 2015 )  menjelaskan bahwa stress merupakan sesuatu perasaan yang dirasakan kala seseorang merasa menerima tekanan ataupun tuntutan dari lingkungan, keluarga, sahabat, untuk memenuhi harapan dan untuk perncapaian akademik. Dalam perihal ini, shalat tahajud dan doa dapat mengurangi tingaktan stress, kegelisahan, kekhawatiran yang dirasakan individu.

stress ini terjadi karena adanya stresor yang mempengaruhi sirkuit - sirkuit neural menstimulasi pelepasan Adrenocorticotropic Hormone ( ACTH ) ( hormon adrenokortikotropik ) dari pituitari anterior, sehingga ACTH pada gilirannya akan memicu pelepasan glukortikoid dan korteks adrenal sehingga glukokortikoid menghasilkan banyak komponen stess

Teori selye ini mengabaikan konstribusi sistem saraf simpatik pada respon stess. Akan tetapi, stessor mengaktifkan sistem saraf simpatik, sehingga meingkatkan jumah epineprin dan norepinefrin yang dilepaskan dari medula adrenal. Kebanyakan dari teori stress medern ini mengakui bahwa peran penting sistem korteks adrenal- pituitari- anterior dan sisitem medula adrenal sistem saraf simpatik ini (Pinel & Barnes, 2019).

Individu dapat mengurangi tingkat  stress yang diderita dengan melaksanakan shalat tahajud pada sesudah sholat isya’ sampai shubuh atau pada sepertiga malam di saat sebagian dari individu lainya sedang tertidur. Pada sepertiga malam ini adalah waktu yang pas untuk individu untuk melaksanakan shalat dan berdo’a.

Selain dengan shalat tahajud dan berdo’a individu juga bisa dapat mengurangi tingkat stess dengan mencari titik permasalahan yang terdapat pada diri individu atau tekanan yang diberikan oleh lingkungan sekitar lalu mengatasinya. Atupun dengan mencari ketenangan yang bisa membuat individu bisa menanggulangi permasalahanya ataupun dengan berlibur untuk menenangkan fikiran sejenak.

Daftar Pustaka

Kartika. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Stres Akademik Mahasiswa. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1994, 8–43. http://eprints.ums.ac.id/37501/6/BAB II.pdf

Pinel, J P.J & Barnes, S. J. (2019) biopsikologi. 10th edn. PUSTAKA PELAJAR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun