Mohon tunggu...
Nurul Jannah
Nurul Jannah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

perempuan biasa yang ingin menjadi sosok luar biasa di mata seseorang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nafsu

2 April 2014   03:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13963589902106943659

Setelah mengenalmu

Nafsu mulai merajai otak ku

Ketololan secara beruntun

tampil menakjubkan di hadapan mu

Hingga keinginan memiliki

hampir membuat ku mati

Berjuang dan berkorban tak ada beda

meski hanya menuai sia-sia

Nafsu semakin seru menuntut maju

Tanpa perduli pilu

yang sudah menjalar ke hati dan jantung

Terjatuh ...

Dan kalah ...

Dan akhirnya menyerah ...

Nafsu mulai melemah

Aku sudah tak sanggup lagi menurutinya

Sudah lah ...

Hentikan semuanya

Nafsu tak ’kan sanggup menang

menaklukkan keikhlasan

Aku menyeret paksa nafsu yang tersisa

Membawanya lari

tanpa membiarkannya lepas lagi tanpa kendali

Dan nafsu sudah dia mati sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun