Mohon tunggu...
eni winarni
eni winarni Mohon Tunggu... -

never give up

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hidden Paradise

20 November 2012   03:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah lama tidak menyinggahi ruang rindu kompasiana, bukannya tidak ada waktu tapi menunggu momen yang tepat apa kiranya yang bisa saya tulis. Maklumlah, saya masih amatiran dalam tulis-menulis. Nah hari ini saya mau berceloteh tentang sekelumit tentang trip saya seminggu yang lalu bersama teman-teman kantor ke pulau nan elok jelita yaitu pulau Karimun Jawa. Mendengar namanya saja pasti anda sudah tidak asing dengan pulau ini dan bahkan sering di blow up ke media tentang keelokannya. Sayapun sebelumnya juga sudah terkesima saat melihat panorama karimun di layar kaca, namun ternyata pulau ini jauh lebih indah di banding apa yang saya lihat sebelumnya.

Pulau Karimun Jawa terletak di kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Untuk menuju ke karimun jawa kita menggunakan transportasi laut berupa kapal cepat dari pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Perjalanan dari Tanjung Emas ke Pulau Karimun Jawa membutuhkan waktu selama kurang lebih empat jam. Bukan waktu yang sebentar memang, sampai-sampai membuat saya hampir-hampir jenuh. Pikiran ini kemudian melayang bagaimana kiranya jika satu saat aku diberi kesempatan oleh Tuhan untuk jalan-jalan ke benua eropa kaya mas Andrea Hirata atau Ahmad Fuadi yang membutuhkan waktu belasan jam dalam menempuh perjalanan. Hadechhhhh gak kebayang jenuhnya pasti ya… tapi di sela-sela perjalanan tersebut saya gunakan waktu saya untuk melihat suasana laut lepas. Subhanallah gak kebayang bagusnya, menerka dan memikirkan apa gerangan yang dilakukan oleh para nelayan yang hanya menggunakan perahu kecil dalam mengarungi samudra hanya untuk mengarungi sesuap nasi, berharap kiloan ikan mereka bisa menghasilkan sesuap nasi dan seuntai sayur meski taruhan nyawa sekalipun. Di beberapa menit lain saya menikmati kejenakaan burung camar nan gagah berani mengarungi samudra luas. Saya mulai berpikir bagaimana caranya mereka bisa mengarungi samudra yang tak bertepi tersebut. Apa mereka gak capek ya? Terus mereka klo bertengger dimana ya? Khan gak ada pepohonan, khan luas banget ya lautan ini. Hmmmm memikirkan keagungan Tuhan memang tak ada habisnya.

Dari kejauhan seonggok daratanpun terlihat, dalam hatiku berkata itukah Karimun Jawa? Eh ternyata bener, kapalpun segera bersandar di Pelabuhan Karimun Jawa, kita disambut oleh eloknya terumbu karang yang sedang menari-nari memamerkan keindahannya. Sungguh jernih sekali airnya, sekilas mata memandang saya bisa pastikan wow ini adalah surga laut yang nyata. Pokoknya kali ini saya berani bilang Wow sambil jungkir balikpun saya sudi. Hehehe ….. tapi sayangnya saat itu gak ada yang menantang saya untuk melakukannya ya saya bathin dalam hati aja.

Penduduk setempat di pulau Karimun Jawa ini menyuguhkan tempat tinggalnya untuk dijadikan homestay dan bersedia untuk direpoti untuk masalah kebutuhan sehari-hari selama di penginapan jadi, jangan khawatir akan kelaparan selama di pulau ini.

Setelah sampai di penginapan, kita kemudian bergegas menuju pulau cemara untuk bersnorkling ria. Para tour guide selalu siap sedia memandu kita dalam melakukan aktivitas air ini. Jadi bagi yang belum fasih berenang jangan takut kalau anda tenggelam atau terseret arus, karena mereka telah membekali seperangkat pelampung dan kacamata selam. Hmmm saya sungguh dibuat takjub oleh pemandangan biota laut di perairan Karimun Jawa, hmmmm sungguh bener-bener berasa kaya di surga Firdaus. Hehehe

Ada beraneka terumbu karang dan jenis ikan yang tak saya kenali apa namanya kecuali satu binatang yang bernama ubur-ubur. Tapi ada satu kejadian yang sungguh sangat unforgotable begini ceritanya saat itu kebetulan cuaca kurang mendukung sehingga arus laut saat itu cukup deras, baru sebentar nyemplung eee gak taunya ternyata saya dan teman saya terseret arus sampai sekitar 20 meter, dan parahnya lagi salah satu teman saya yang niatnya mau nolong eee malah ikut terseret arus sampai-sampai kita terjebak di bawah perahu mesin milik wisatawan lain gak ada cara lain kecuali bergelayutan memegang erat-erat badan kapal, untung aja tak lama kemudia sang pahlawan bapak tour guide menolong kami dan membawa kami kembali ke rombongan. Haduchhh bener-bener adegan yang menegangkan tapi seruuu….

Sungguh gak ada kapoknya meski sudah terseret arus sekalipun kami tetap enjoy dan alampun malah semakin bersahabat. Beberapa waktu kemudian tour guide membawa kami menuju belahan surga lain bernama pantai Tanjung Gelam. Dari kejauhan terlihat bukit yang ditumbiuhi rimbunan pepohonan sedangkan di bibir pantai tersebut terdapat beberapa pohon kelapa yang berpostur bagus dan pohonnya melambai-lambai disertai dengan eksotisnya hamparan pasir putih. Perahu kami kemudian lambat laun merapat ke bibir pantai tidak berbeda dengan perairan sebelumnya Tanjung Gelam inipun juga mempunyai terumbu karang yang sangat cantik yang dapat kita lihat dengan kasat mata tanpa kita harus menyelam di dalamnya. Di Tanjung gelam ini banyak wisatawan mancanegara yang dapat kita jumpai… tuch, orang asing aja meluangkan waktunya ke pulau nan indah ini masak kita pemilik nusantara ini enggan untuk sekedar menjamahi keindahan panorama di balik pulau yang tersembunyi. Meski berada jauh dari pemukiman penduduk, tempat ini tak jauh berbeda dengan tempat-tempat wisata lain di belahan bumi manapun. Dimana ada tempat wisata disitu pasti ada pedagang kaki lima, jadi jangan khawatir kelaparan atau kehausan selama kita ber-voly pantai atau sekedar exist berfoto ria disana. Masalahnya klo sampai gak mengabadikan keindahan alam disini dijamin Rugi dech. Sang suryapun meninggalkan siang dan kita harus sesegera mungkin meninggalkan tanjung gelam dan bergegas ke homestay kami masing-masing.

Kunjungan pada hari kedua, kita habiskan di penangkaran hiu dan pulau menjangan besar. Semilir angin laut membawa kami ke penangkaran hiu yang letaknya tak jauh dari homestay, seperti apa yang kita lihat di layar kaca di penangkaran hiu ini terdapat beberapa species hiu. Namun hiu putih dan hiu hitamlah yang banyak mendominasi. Mereka mempunyai postur tubuh yang tidak terlalu besar jadi, masih memungkinkan kita untuk bermain-main dengannya atau sekedar bernasis ria. Sedangkan di Menjangan besar sama seperti hari pertama hari ini kita habiskan untuk bersnorkeling ria bersama rombongan ikan-ikan cantik. Di Menjangan besar ini biota lautnya lebih beragam dan kaya, betapa tidak sesaat kita masih berada di atas kapal sembari melemparkan potongan roti tawar ke permukan laut tak lama kemudian segerombolan ikan berwarna dominan hitam putih pun bermunculan dan sesegera mungkin melahap roti-roti tersebut. Wow indah banget, tak lama kemudian kita beramai ramai menghanyutkan diri ke perairan untuk melihat kekayaan bawah laut sana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun