sekarang nasi sudah menjadi bubur aku hanya bisa melihat kesusahan dan penderitaan ibuku di masa tua nya yang selalu melihat aku tidak berada di titik kesuksesan.
aku melenyapkan semua mimpi ibuku yang menginginkan aku menjadi seorang sarjana komunikasi,tapi apalah daya dulu aku sering membohongi ibuku..
aku sering bolos dan tidak masuk kuliah,bahkan aku tidak jarang membohongi ibuku meminta uang dalam jumlah besar yang kemudian uang itu aku gunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temanku berlagak sombong seperti anak orang kaya...
kini aku hanya menjadi seorang buruh cuci,
aku benar benar merasa tidak berguna selama ini menjadi seorang anak yang terlahir dari seorang ibu yang luar biasa.
dan penyesalanku sudah terlambat
nasi sudah menjadi bubur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H