Mohon tunggu...
ENISABE WARUWU
ENISABE WARUWU Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

YER. 17:7 DIBERKATILAH ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN DAN YANG MENARUH HARAPANNYA PADA TUHAN.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Guru PAK dalam Mengatasi Kemalasan Siswa di Tingkat Sekolah Menengah Pertama

1 Maret 2022   11:09 Diperbarui: 1 Maret 2022   11:12 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Artikel  


                                  Peran Guru PAK Dalam Mengatasi Kemalasan Siswa di  Tingkat Sekolah Menengah Pertama
 
 
 
Di Susun Oleh:
 
Enisabe Waruw
 
                                                  SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA INJILI ARASTAMAR JAKARTA
                                                                             TAHUN AJARAN 2020/2021
 
 
 
 
 
Abstrak: dalam artikel ini penelitian bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam mengatasi masalah siswa di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Seorang guru berperang juga sebagai orang tua siswa disekolah  dan memiliki tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha pendidikan. Maka seorang guru memikul beban dari orang tua  untuk mendidik siswa tersebut disekolah. Dalam hal ini,  peran guru Pendidikan Agama Kristen sangat penting dalam membantu pertumbuhan kerohanian siswa dalam lingkup pendidikan peran guru agama Kristen pada dasarnya sangat dibutuhkan dan memiliki korelasi yang besar terhadap periaku siswa-siswi. Peran guru agama Kristen sangatlah penting dalam kehidupan umat manusia, terlebih khusus umat agama Kristen.Pendidikan agama, lebih khususnya pendidikan agama Kristen sangatlah penting untuk diterapkan dalam peningkatan potensi spiritual sehingga membantu peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan. Akan tetapi, selain sebagai pendidik didalam kelas, guru juga harus membantu peran orangtua  untukmenjadikan anak mereka menjadi orang yang berkembang kearah positif, dan mematuhi berbagai norma-norma yang ada di sekolah maupun norma sosial. Namun dalam artikel ini, sosok guru juga tidak luput dari sorotan kepribadian yang dicerminkan  disekolah. Untuk itu guru juga harus senantiasa menjaga diri dan tetap mengendepankan  profesionalismenya. Guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi dikelas saja, tetapi tugas guru adalah mengarahkan para peserta didiknya untuk menjadi pribadi yang mandiri serta bertingkah laku mulia. Secara metodologis artikel ini berusaha untuk mengetahui dan mengontekstualisasikan pikiran seorang guru tentang cara mengatasi masalah siswa  yang berbagai macam, namun tidak memberikan pembahasan yang komprehensif dan historis secara ketat.  Pemikiran-pemikiran guru untuk menghadapi masalah tersebut dengan menggunakan konsep pengetahuan bertingkat dan mengetahui keberadaan sirkularitas epistemik.Dengan bantuan konsep-konsep tersebut penulis menujukkan bahwa problem-problem tersebut dapat dijawab dengan baik.
Kata-kata kunci: peran guru mengatasi masalah siswa, bimbingan,kemalasan, mengarahkan  
3
 
   
 
Abstract: In this article, the study aims to determine the role of teachers in overcoming student problems at the junior high school level (SMP). A teacher fights as the parent of students in school and has primary responsibility for the effectiveness of all educational efforts. So a teacher bears the burden from parents to educate these students at school. In this case, the role of Christian Religious Education teachers is very important in helping the spiritual growth of students in the education sphere. The role of Christian religion teachers is basically very needed and has a big correlation with the behavior of students. The role of Christian religious teachers is very important in human life, especially Christians. Religious education, especially Christian religious education, is very important to be applied in increasing spiritual potential so as to help students become human beings who believe and obey God. However, apart from being an educator in the classroom, the teacher must also help the role of parents to make their children become people who develop in a positive direction, and comply with the various norms that exist in school and social norms. However, in this article, the teacher's figure is also highlighted by the personality that is reflected in school. For this reason, teachers must always take care of themselves and continue to prioritize their professionalism. The teacher is not only limited to delivering material in class, but the teacher's job is to direct students to become independent individuals and behave in a noble manner. Methodologically, this article seeks to identify and contextualize a teacher's thoughts on how to solve various student problems, but does not provide a comprehensive and historically rigorous discussion. The teacher's thoughts to deal with these problems by using the concept of graded knowledge and knowing the existence of epistemic circularity. With the help of these concepts the writer shows that these problems can be answered properly.
Key words: the teacher’s role in overcoming student problems, quidance, laziness, directing.  


PENDAHULUAN
Guru merupakan seorang yang tugasnya mengajar, membimbing dan mengarahkan siswa atau anak untuk belajar. Guru adalah merupakan suatu jabatan khusus dalam dunia pendidikan, guru termasuk salah satu sumber belajar yang utama karena dari sanalah siswa atau peserta didik  memperoleh bimbingan, pengajaran dan pelatihan. Guruadalah menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk memberikan motivasi kepada siswa yang kurang rasa kepedulian dalam mencapai pengetahuan agar siswa semakin mengetahui kemampuan yang dimilikinya. Guru pendidikan  agama Kristen tidak hanya memberikan ilmu kepada peserta didik, akan tetapi juga harus mengarahkan peserta didik dalam pertumbuhan kerohanian serta mewariskan iman Kristen kepada peserta didik. Mengajar adalah suatu seni.Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan atau kecapean. Selain itu, guru juga dapat mempengaruhi
 4  
 
muridnya melalui kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan cara belajar mengajar.
Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh kemampuan seorang tenaga pendidik untuk memudahkan proses penyerapan ilmu yang diberikan kepada peserta didik, yang kemudian diadakan kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajarannya.Adanya Siswa yang kurang memahami dalam penyampaian materi, karena siswa tersebut kurang fokus  dengan guru yang memberikan arahan atau materi pembelajaran sehingga diantara setiap siswa memiliki daya ingat yang mudah diserap rasa kemalasan yang akan mempengaruhi mereka kurang belajar.oleh sebab itu seorang guru perlu memahami dan mendorong siswanya yang masih kurang dalam menerima pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.  
Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dipengaruhi oleh banyak hal seperti adanya faktor pengaruh lingkungan yang kurang memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengespresikan diri supaya dapat mengetahui pengetahuan siswa tersebut, karena mereka sering dikucilkan maupun diremekan oleh teman-teman, mereka juga pernah merasakan di hina dan di permalukan didepan umum maupun di depan teman-teman, serta mereka merasakan trauma kegagalan yang pernah dialami dimasa lalu. Konsep diri merupakan suatu pendangan atas penilaian dalam diri sendiri untuk mengetahiu kemampuan  secara luas supaya bisa memotivasi diri sendiri.
Guru juga di tuntut menyediakan bahan pembelajaran yang mampu untuk  memotivasi serta mendorong siswa atau siswi agar bisa kreaktif dan juga lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat, memberikan ide-ide dan mereka bertanggung jawab atas apa tugas dan tanggung jawab mereka sebagai seorang pendidik. Tuhan mengutus atau memanggil setiap guru Kristen agar bisa berkarya untuk mampu mengembangkan kelas menjadi sebuah tempat belajar, komunitas dalam lingkungan tempat belajar siswa yang peduli serta mampu untuk bisa mengakses kemampuan yang dimiliki dalam proses pembelajara terhadap peserta didik.  Guru pendidikan agama Kristen seharusnya mampu untuk memberikan pengaruh, mendorong, dan membimbing mereka untuk menyampaikan inspirasi dan juga sisti mulus kepada semua siswa untuk lebih yakin  dan percaya diri akan kemampuan yang mereka miliki. Guru juga dapat mengupayahkan berbagai metode yang dapat menimbulkan sistimulus, memberikan ide-ide cemerlang sehingga siswa mampu mengembangkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam berbagai hal.1
Siswa juga harus melakukan atau mengerjakan tugas yang diberikan para guru dengan cara membangun komunikasi dan berinteraksi jika tidak mengerti suatu hal agar dapat    

                                                     
 1Arniati Bintan Patandung dan Melda J Saragih, “Peran Guru Kristen Dalam Menumbuhkembangkan Kepercayaan Diri Siswa Dalam Pembelajaran Matematika [the Role of Christian Teachers in Developing Students’ Confidence in Mathematics],” JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education 3, no. 2 (2020): 180.
 5  
 
mempermudah bagi mereka dalam mennyampaikan pendapat atau gagasan aktual secara nyata. Cara guru mengatasi siswa yang memiliki rasa ketidak pedulian(malas) adalah guru mengenali gaya belajar serta mendorong maupun membimbing siswa untuk menyusun system belajar dari rasa ketidak biasa menjadi kebiasaan sendiri sehingga dalam diri mereka ada faktor giat dalam belajar, guru juga harus bisa membuat suasana belajar yang menyenangkan seperti memberikan tugas kelompok atau kuis bagi mereka sehingga teman yang satu dengan yang lain memiliki kekompakan dalam menyelesaikan tugas yang di anjurkan oleh guru. Dengan kata lain, siswa menghargai proses belajar dengan tidak membuang-buang waktu serta menyibukan diri mereka masing-masing dengan contoh mengerjakan tugas, melatih mental, belajar dengan banyak teman, mencari informasi dan belajar mandiri.  
Guru juga memberi segala cara kepada siswa untuk bisa membagi waktu sehingga mereka dapat menggunakan waktu dengan baik dan tidak ada kekosongan, peserta didik bisa memahami konsep tentang pembahasan dalam pembelajaran sehingga mempermudah dalam mengatasi suatu bobotan masalah. Guru juga bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi baru yang lebih baik menyenangkan untuk proses belajar.  Dasar alasannya ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari, termasuk tingkah laku yang maladaptif. Sementara itu, tujuan terapi behavioristik secara khusus adalah mengubah tingkah laku maladaptif dengan cara memperkuat tingkah laku yang di harapkan dan meniadakan perilaku yang tidak di harapkan kepada siswa serta guru berusaha menemukan cara-cara bertingkah laku yang tepat. Peran terapis dalam terapis tingkah laku sangatlah penting, terapis memegang peranan aktif dan direktif dalam pemberian pemahaman.Dalam hal ini terapis harus mencari pemecahan masalah klien.Terapis secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, penasihat, konsultan, pemberi dukungan, fasilitator, dan mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif serta mengubahnya menjadi tingkah laku yang adaptif.2
Guru juga tidak hanya mengatur/menuntut untuk mengubah siswa karna guru juga ada rasa malas serta memiliki penilaian khusus terhadap siswa atau masyarakat selingkungan, melainkan lebih menjadi teladan dalam segala hal untuk membangun atau mendorong siswa lebih kreaktif dalam meningkatkan tingkah laku yang lebih baik.Rasa malas ini merupakan perilaku yang hampir semua orang miliki. Rasa malas juga  sangat banyak ditemui dikalangan para siswa masa kini. Para siswa seharusnya lebih giat lagi mencari ilmu, baik disekolah maupun diluar sekolah atau dilingkungan sekitar, ilmu bisa dicari dimana saja dan kapan saja. Siswa seharusnya menghilangkan rasa kebiasaan malasnya karena kemalasan itu dapat menyebabkan kerugian diri-sendiri misalnya jika seorang siswa malas belajar, maka tidak akan ada ilmu yang dia dapatkan. Maka dengan sebaliknya, jika siswa lebih tekun dalam belajar dan bisa mampu menghilangkan kemalasannya maka siswa tersebut akan memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang sangat luas. Dalam hal ini, banyak siswa yang tidak peduli terhadap kegiatan
                                                         
 2Arozatulo Telaumbanua, “Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Membentuk Karakter Siswa,” FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 1, no. 2 (Desember 29, 2018): 15, http://www.stt-tawangmangu.ac.id/ejournal/index.php/fidei/article/view/9.
 6  
 
pembelajaran disekolah.Mereka dating kesekolah dengan tujuan mencari ilmu, tetapi hanya sedikit ilmu yang mereka dapatkan Karena para siswa malas mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru. Bermacam-macam tingkah laku yang mereka lakukan dalam kelas seperti tidur saat belajar, mengganggu teman, keluar masuk kelas dan kegiatan yang lain yang tidak penting untuk mereka lakukan. Dampak bagi para siswa nantinya jika mereka malas mengikuti kegiatan pembelajaran adalah seperti rendahnya nilai ulangan, ujian, tidak naik kelas dan sebagainya.Maka dengan itu, guruberperan dalam membantu siswa malalui bimbingan konseling atau bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.3


METODE PENELITIAN  
Pada Penelitian ini digunakan melalui pendekatan kualitatif, sehingga yang menjadi utama dalam penelitian ini adalah penelitian itu sendiri,4dimana penelitian ini bisa menghasilkankajian atas suatu fenomena yang lebih mendetail atau yang lebih mendalam. Oleh karena itu, pemilihan metode penelitian juga tergantung pada fenomena yang ingin diteliti.
 Salah satu faktor yang dapat berpengaruh buruk nilai terhadap prestasi siswa adalah kemalasan atau bisa disebut kecemasan yang dialami siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dimana hubungan antara kecemasan 65% dan kemalasan 80% akan terjadi yang namanya penurunan prestasi yang diraih oleh siswa itu sendiri. Dengan hal itu, peneliti akanmelakukan wawancara dengan pihak sekolah seperti atasan yang tertinggi kepalah sekolah, para pengurus dibidang pendidikan siswa, yang akan bertanggungjawab kepada pihak sekolah atau peserta didik, guru serta masing-masing siswa.
 Berdasarkan keterangan objek penelitian adalah fariabel yang akan diteliti dengan baik berupa sebuah peristiwa, tingkah laku peserta didik, aktifitas sehari-hari baik disekolah maupun diluar sekolah, serta gejala-gejala sosial lainnya. Penelitian ini menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan data-data secara aktual seperti dalam metode observasi (langsung meninjau), wawancara (berbicara antara kedua pihak tentang yang akan mereka sepakati),  dokumentasi (sebuah foto atau bukti bahwa itu telah dilihat secara fakta atau arsip). Dalam teknik menganalisis data ini menggunakan dalam dua teknik dari penelitian yaitu dengan teknik analisis dan teknik kualitatif.Analisis data ini dapat dilakukan secara intektif dan berlangsung secara terus menerus untuk mengetahui pembahasan dalam isi topik yang disampaikan hingga dapat menyelesaikan permasalahannya dengan terpecahkan secara tuntas.
 Berdasarkan data dari penelitian ini yang di peroleh dari pewawancara, observasi, serta dokumentasi yang dapat dilakukan para penelitian pada peserta didik.Hal ini berdasarkan dengan
                                                         
 3Kamil Pardomuan Hts, “Peran Konselor dalam Membantu Pengentasan Malas Belajar Siswa,” JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) 2, no. 2 (2017): 1–3. 4Muhammad Warif, “Kata Kunci: Strategi, Guru, Peserta Didik, Malas, Belajar,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 4, no. 1 (2019): 6.
 7  
 
faktor yang terdapat dalam diri siswa serta dampak negative dari kemalasan bagi siswa sekolah menengah pertama.Hala ini terjadi karna beberapa faktor indicator yang digunakan para peneliti.Indicator ini juga yang digunakan para penelitian untuk mengetahui penyebab dari kemalasan siswa-siswi yaitu; 1) Adanya tekanan untuk mendapatkan yang tinggi. 2) keinginan siswa untuk menghindari nilai kegagalan. 3) adanya persepsi bahwa sekolah merupakan hal yang tidak adil. 4) kurangnya waktu individu untuk menyelesaikan tugas dari sekolah. 5) tidak adanya sikap yang menetang terhadap perilaku kemalasan siswa disekolah.  


PEMBAHASAN


Cara-cara pembelajaran yang baik di sekolah menengah pertama yang dianggap sesuai saat ini menurut Mahsetyo (2007:26) adalah sebagai berikut :
 1. Problem Solving/ pemecahan masalah Ciri utama problem solving adalah adanya masalah yang tidak rutin (non routine problem) pada awalnya pembelajaran ini mengalami kesulitan mengerjakanya namun seterusnya menjadi terbiasa dan cerdas dalam memecahkan masalah setelah memperoleh banyak latihan.  
2. Investigation adalah penyelidikan pembelajaran tentang masalah yang dapat dikembangkan menjadi model belajar berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam dan bersifat open ended. Kegiatan belajar dapat berupa cooperative learning.
3. Kontekstual learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang faktual atau keadaan nyata yang dialami siswa.  
4. Inquiry Metode pembelajaran ini mendorong siswa untuk memahami suatu fakta atau relasi pembelajaran dalam mengkaji dan menemukan sendiri sehingga siswa dapat menarik kesimpulan sendiri.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yangberinteraksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses yang aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga dapat menyebabkan suatu perubahan tingkah laku seseorang. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan dan sikap yang lebih baik. Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam pengetahuan atau perilaku yang dihasilkan oleh pengalaman, perubahan tidak terjadi semata-semata terjadi melalui maturasi atau kondisi-kondisi bersifat sementara. Dari beberapa pengertian diatas, belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan sebuah perubahan dalam arti proses belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam arti belajar adalah perubahan terjadi secara sadar, bersifat kontinyu dan fungsional, positif dan aktif bukan bersifat sementara, perubahan tersebut bertujuan
 8  
 
dan terarah serta mencakup seluruh aspek tingkah laku. Mengajar merupakan proses aktif guru untuk membimbing siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar. Karena kegiatan belajar merupakan hal yang wajib dikerjakan individu atau siswa , maka guru hendaknya memberikan bimbingan dan dorongan pada siswa agar timbul motivasi pada diri siswa sebagai motivasi extrinsic. Selanjutnya mengajar adalah suatu usaha untuk mengkoordinasikan lingkunganya dengan siswa atau guru pengajar sehingga menimbulkan proses belajar pada siswa. Dari pendapat tersebut mengajar merupakan suatu kegiatan atau proses yang menyediakan kondisi yang merangsang suatu kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan yang lebih tinggi dan sikap nilai- nilai tertentu.5
Strategi Guru Kelas Dalam Menghadapi Peserta Didik atau siswa  yang Malas Belajar Di Sekolah menengah pertama. Strategi merupakan siasat atau cara, hal ini berarti sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa oleh guru untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi secara umum dapat diartikan sebagai suatu garis-garis haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.Suatu strategi pendidikan dapat diartikan sebagai penetuan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan proses belajar mengajar yang didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Strategi dapat disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu, artinya bahwa arah dari semua keputusan yang penyusunansuatu  strategiyang dapat dilakukan adalah pencapaian tujuan sehingga langkah-langkah proses pembelajaran, dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang dapat di perlukan dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam mencapai suatu tujuan. Ada empat strategi dasar yang di gunakan belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. mengemukakan serta menetapkan  suatu tingkah laku yang baik dan kepribadian seorang siswa atau anak didik sebagaimana yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.  
2. Mempertimbangkan atau memilih sistem belajar mengajar yang menarik untuk bias menghilangkan rasa malas pada siswa tersebut  
3. Memilih dan menetapkan suatu prosedur, pada metode dan suatu tehnik belajar mengajar dan dianggap paling tepat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar.
 Dari strategi di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang penting dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksaan kegiatan belajar agar berhasil sesuai dengan apayang diharapkan. Empat masalah pokok adalah sebagai berikut:  
                                                         
 5Warpaatun Warpaatun, “Metode Penemuan (Inquiry) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika,” Jurnal Edutrained : Jurnal Pendidikan dan Pelatihan 3, no. 2 (Oktober 28, 2019): 183–184, https://bdksemarang.e-journal.id/Ed/article/view/12.
 9  
 
a. Spesifikasi dan kualifikasi suatu perubahan tingkah laku yang sebagaimana diinginkan  hasil belajar mengajar yang dilakukan itu.  
b. Memilih atau melakukan suatu cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan yang efektif untuk mencapai sasaran.  
c. Memilih dan menetapkan  suatu prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar yang paling menyenangkan dan efektif,  
d. Menerapkan norma-norma kriterial keberhasilan sehingga guru dapat mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukan siswa tersebut .  
Maka dalam pandangan seorang guru peserta didik yang malas belajar adalahsuatu yang  tergolong dalam perilaku manusiawi,semua pribadi manusia mengalaminya.maka yang senantiasa dimiliki oleh para pendidik di sekolah, malas belajar yang berlebih-lebihan dan menetap secara rutinitas akan mempengaruhi suatu kecerdasan seorang peserta didik. Bukan hanya itu, rasa malas pun akan membunuh kreativitas. Permasalahan ini juga akan memberi suatu dampak negatif terhadap interaksi belajar-mengajar di kelas. Karena itu, perlu dilakukan strategi untuk mengatasi peserta didik yang malas belajar. Strategi yang dilakukan oleh guru kelas dalam menghadapi peserta didik yang malas belajar di Sekolah adalah strategi yang diterapkan:  
1. Menciptakan kesiapan belajar Dalam kondisi apapun kesiapan belajar sangat penting. Peserta didik yang berada dalam kondisi siap akan merasa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas. Secara fisik misalnya, memeriksa peralatan-peralatan belajar sebelum proses pembelajaran dimulai dan secara psikis, pendidik dapat menciptakan kesiapan belajar dengan memberikan pencerahan atau penyadaran.
 2. Memberikan motivasi Dalam proses pembelajaran di Sekolah selalu ada pemberian motivasi kepada peserta didik dilakukan secara verbal dan non-verbal. Misalnya menghargai apa yang dilakukan peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung walaupun hanya dengan memuji tulisannya. Selain itu, para pendidik Sekolah tersebut suka membaca buku-buku yang bertemakan motivasi sehingga dari situlah pendidik bisa memotivasi peserta didik.
3. Mengurangi marah yang berlebihan Ketika seorang guru menghadapi peserta didik yang bermasalah dengan cara marah apalagi sampai berlebihan (kurang manusiawi dan tidak mendidik) hanya akan memperparah keadaan dan hanya akan menambah rasa malas peserta didik atau siawa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas bahkan dapat membuat peserta didik ketakutan dan pada akhirnya mereka tidak mau lagi datang ke sekolah.  
 10  
 
4. Menciptakan keharmonisan pendidik dengan peserta didik merupakan syarat yang sangat efektif yang dilakukan oleh para guru.6


KESIMPULAN


Berdasarkan hasil penelitian diatas maka bisa diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan prestasi siswa dalam bidang hal apapun, dan juga menambah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan metode penemuan mengalami peningkatan. Dengan menggunakan metode ini siswa juga dapat melatih dan mendorong siswa dalam menemukan suatu fakta atau relasi yang belum diketahui.
Pada dasarnya keadaan siswa yang mampu memahami materi pembelajaran dengan baik, asalkan mereka bias yang di perhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi ini, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa yang menghasilkan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
Sebagai guru akan melaksanakan tugasnya dan tanggungjawabnya, tidak hanya mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran saja. Menyampaikian materi sesuai dengan program tanpa memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pembelajara tersebut.Guru juga harus menjadi teladan dalam meningkatkan suasana yang baru. Bisa saja dengan materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil yang berbeda. Pada saat siswa saat sakit atau sedang jengkel atau pada saat marah, maka siswa tersebut malas menerima pembelajaran yang akan disampaikan guru, untuk itu guru menyampaikan materi dengan secara halus sehingga siswa tidak terlalu jengkel dengan materi tersebut.
Sebelum guru menghadapi para didik atau siswa, guru harus memperhatikan kondisi siswa tersebut. Bukan hanya menyampaikan suatu materi pembelajaran yang sesuai target di capai pada saat itu. Guru juga sebagai media memotivasi para siswa harus lebih atau  kreaktif dalam proses pembelajaran. Contohnya seorang guru menyampaikan materi yang ia bawakan atau sampaikan dengan kehidupan tokoh-tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik menerima pembelajaran dengan bukti yang kongkrit seperti yang dipaparkan atau disampaikan seorang guru. Guru juga perlu memamparkan bahwa dasar dari kesuksesan itu adalah belajar.
 
 
                                                         
 6Warif, “Kata Kunci: Strategi, Guru, Peserta Didik, Malas, Belajar,” 44–46.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun