Sebenarnya aku sangat bingung dengan kepribadian apa yang dimiliki oleh salah satu sahabatku ini. Entah kepribadian ataukan ini tekanan dari kehidupan disekitarnya. Karena dia yang aku kenal awalnya adalah orang baik. Orang yang berada disekitarnya ada yang menyukainya namun lebih banyak yang cenderung berfikiran negatif pada dirinya.
Sahabatku ini adalah seorang laki-laki, ya anggaplah aku dan dia seumuran makanya kita bersahabat. Dia awalnya seorang yang menyenangkan buatku, rasanya tak cerita padanya sehari saja itu membuatku gundah. Dia sangat pandai membuatku senang, sangat pandai pula memberiku nasihat, serasa aku telah mempunyai kakak laki-laki yang siap membantuku.
Itulah dia jika dihadapanku. Ternyata dibelakangku dia tak seperti itu. Teman-teman sekolahnya banyak yang mengadu padaku bahwa dia suka pindah-pindah kos karena tak sanggup membayar. Setahuku keluarganya utuh dan mampu, tapi dia tidak pernah cerita padaku. Saat aku tanya dia marah karena dianggap mengganggu privasinya, padahal kita sudah berjanji sebagai sahabat tak boleh ada yang dirahasiakan saat kita bertanya. Ia mulai ingkar padaku.
Kini dia menyalahkanku karena terkadang aku curhat teman-teman yang juga termasuk dia pada ibuku. Eh dia malah marah, padahal ibuku welcome padanya dan menganggapnya sebagai anak sendiri. Tapi dia beranggapan lain. Dan semenjak itu dia berubah padaku. Dia semakin menjadi orang tak jujur padaku. Apa mungkin aku salah ya?
Dia sahabat yang sangat baik, dia selalu mengajaku jalan-jalan saat aku mulai suntuk. Dia paling tau bagaimana cara membuat aku bahagia. Meskipun dia berubah dia tidak pernah membuatku merasakan perubahan itu, sampai aku tahu dia ternyata berbohong dibelakangku.
Dia mengencani saudaraku tanpa aku tau sampai aku dihina oleh saudaraku karena kedekatan kami sebagai sahabat. Aku tak ingin merusah persahabatan dan akupun tak ingin merusak persaudaraan. Semua membuatku kebingungan. Dia sebagai sahabat yang selama ini aku kenal ternyata selama ini menjelekkan diriku di depan saudaraku. Oh,, god perkataan siapa kali itu yang harus aku percayai? Tanpa rasa bingung aku hanya menganggap semua itu angin lalu.
Setelah hubungan saudara kami sedikit pulih dan hubungan persahabatan aku dan dia mulai kembali seperti dulu, masalah kini dia tumbuhkan lagi. Aq mendapat informasi dari temanqu saat aku menghadiri acara reunian sekolah bahwa sahabatku kini berpacaran dengan kakaknya. Sungguh tega, itu yang ada dipikiranku. Aku heran, kenapa dia menutupiya dariku. Bukanya itu adalah kabar bahagia kalau dia punya tambatan hati? Pacarnya kali ini adalah sahabat dari kakakku. Sehingga saat pacarnya datang kerumah untuk melabrakku, kakakku jadi ikut andil dan serta membelaku, karena itu lah kenyataannya. Saat itu sahabatku laki-laki ini dia malah sembunyi tak mau menemui kami semua. Dia terus berbohong, di depanku berkata apa dibelakangsahabat kakakku bilang apa, yang intinya dia menelekkanku lagi.
Saat aku tanya kenapa dia seperti itu padaku? Itu semua karena dia padaku karena aq bercerita tentangnya pada ibuku, cerita karena dia menipuku. Dia merasa malu kalau ibuku tau dia yang sebenarnya pemakai obat-obata dan pemabuk. Padahal ibuku saja welcome padanya n selalu berdoa agar dia bisa berubah.tapi dia tak mengerti maksud kami, dbelakangku dia terus meyakitiku dengan menfitnahku.
Ahir-ahir ini dia selalu merayuku, berkata bahawa dia menyukaiku. Dia selalu bilang kalau dia tidak punya pacar. Tapi nyatanya sebenarnya dia punya pacar. Dia selalu memanfaatkanku, datang padaku saat dia tidak mendapat perhatian dari pacarnya. Namuan yang aku beri hanya ku bisa memberi perhatian layaknya sahabat seperti dulu, karena aq sangat menyayanginya. Bagiku dia tetap seorang kakak yang baik.
Sering pula aku ditegur oleh wanita yang dekat dengannya, mereka marah-marah padaku. Sahabatku bilang dia tak punya pacar, tapi kenapa aku sering diteror. Aku selalu membuktikan siapa yang memulai menghubungi duluan. Tapi apalah daya jika sudah cinta mereka tetap membela orang yang disayang kan? Sahabatku itu pun tak pernah muncul untuk menjelaskan kebenarannya pada kami semua. Lagi-lagi aku teryata sudah dijelek-jelekkan oleh sahabatku sendiri.
Dia kakak laki-laki buatku dulu, tak ada rasa benci dari hati walau dia terus menyakitiku seperti itu. Dia tau bahwa aku seperti ini maka dia tak jera menyakiti n memanfaatkan kebaikanku. Semakin dia seperti ini, semakin aku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatku ini?
Kini kami tak pernah berkomunikasi lagi, kalaupun berkomunikasi, aq selalu menawarkan persahabatan seperti dulu, tapi dia menolaknya. Dia bilaang kalau aku tak mau jadi sahabatnya, dia menginginkan aku jadi orang yang mungkin dianggap tak kenal saja. Oh tuhan aku tak mugkin jadi pacarnya, karena lukaku saja belum sembuh.
Dia selalu seperti ini padaku. Semakin aku tau dia seperti ini, berbohong sana sini pada wanita. Semakin aku ingin tahu apa yang sedang dihadapi oleh temanku ini? Yang aku tahu dia orang baik, dan bagiku tetap kakak yang terbaik. Namun buat orang yang tau dia menyakitiku seperti itu, dia adalah orang yang paling busuk buat kami.
Aku hanya bisa mengenang sahabatku yang ku anggap seorang kakak selama ini. Tanpa aku bisa tau bagaimana aku harus bersikap padanya..
Asal kau tau kau kakak terbaik buatku… terimakasih atas nasihat-nasihatmu selama ini. Aku tak akan pernah bisa membencimu..
Good Bye
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H