Ekstrakurikuler lainnya seperti Pramuka, Palang Merah Remaja, dan PSHT juga turut serta menampilkan minat dan kemampuan mereka masing-masing, memperlihatkan betapa beragamnya bakat dan potensi yang dimiliki oleh para siswa MTsN 2 Blitar.
Barisan Bhinneka Tunggal IkaÂ
Barisan ini diisi oleh siswa yang mengenakan kostum adat dari berbagai suku di Indonesia. Dengan semangat kebhinekaan, mereka membawa pesan bahwa meskipun berbeda-beda suku, kita tetap satu bangsa, satu tanah air, yaitu Indonesia.
Barisan PerjuanganÂ
Barisan ini terdiri atas siswa yang mengenakan kostum para pejuang nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya. Mereka menjadi pengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tidak terlepas dari perjuangan panjang para pahlawan bangsa.
Barisan PembangunanÂ
Pada barisan ini para siswa menyulap dirinya menjadi orang-orang gagah dengan kostum yang dikenakan seperti TNI, guru, petani, santri, pengusaha, polisi, hakim, jaksa, dan dosen menjadi simbol dari elemen-elemen penting yang membangun negeri ini.Â
Barisan ini menegaskan bahwa pembangunan Indonesia adalah tanggung jawab bersama, dan setiap profesi memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan bangsa.
Barisan Kebudayaan
Di sini, kekayaan budaya lokal ditampilkan dengan indah melalui pertunjukan angklung, wayang, jaranan, serta para pesinden. Barisan ini menunjukkan betapa kayanya warisan budaya yang kita miliki, yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Kirab budaya ini berakhir di MTsN 2 Blitar, tepatnya di panggung gembira outdoor, diiringi dengan hiburan, pembagian door prize, serta hadiah utama.Â
Melalui acara ini, MTsN 2 Blitar berharap dapat menghidupkan kembali tradisi pawai budaya tahun 1990-an, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan kebangsaan. Acara ini bukan sekadar hiburan, namun juga bentuk edukasi bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai kembali budaya leluhur mereka.
Kirab budaya ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk ikut serta melestarikan budaya nasional dan tidak terpengaruh oleh budaya asing yang bercampur dengan budaya lokal. Jika kita tidak menjaga dan melestarikan budaya leluhur, dikhawatirkan warisan ini akan hilang ditelan zaman.
Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak sekolah dan komunitas untuk mengadakan acara serupa, agar budaya Indonesia tetap lestari dalam kebhinekaan. Sebagaimana semboyan kita, "Bhinneka Tunggal Ika," perbedaan adalah kekuatan, dan budaya adalah jati diri yang harus kita pertahankan bersama. (Enik Rusmiati)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H