Katamu,
Jika aku merindukan sepotong kata pujian
Seperti saat pertama kali kau membersamaiku
Temui catatan  pada janji bulan
Agar kelak aku menyadari kehidupan tak pernah berawal
Katamu,
Bila aku tak bisa menemukan dirimu
Itu karena mataku tak bisa melihat diriku seutuhnya
Sejatinya, sebuah  jalan lain mengajariku arti kesetiaan
Katamu,
Bilamana kegelapan membuatku gagap
Aku cukup menyederhanakan ingin
Karena merutuki masa lalu itu seperti menguras sisa hujan pada musim dingin
Katamu,
Suatu ketika jika kulit kita semakin menua
Ada satu amanah yang tidak pernah usai
Yang pernah kau titipkan di rahimku
Ihlas aliri doa-doa sempurna untuk sebuah akhir paripurna
Katamu,
Aku adalah perempuan di masa lalu,
Laksana bunga daisy di masa depan
Ajari aku malu mengingakari janji Tuhan
Karena surga firdaus hanya untuk yang menyakininya
Dan kamu adalah aku
Tak pernah ada yang bisa menyakitimu tanpa menyakitiku juga
Blitar, 3 Desember 2022
Enik Rusmiati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H