Di sini senang di sana senang, di mana-mana hatiku senang, di sini senang di sana senang, di mana-mana  hatiku senang, lala lala lala lala.
Kita pasti tidak asing dengan lagu ini. Lagu ciptaan ibu Sud ini selalu dinyanyikan pada setiap kegiatan pramuka. Karena memang kegiatan pramuka identik dengan bersenang-senang.Â
Syair lagu tersebut mengandung maksud, harapan semoga mendapatkan kebahagiaan di dunia (di sini) dan akhirat (di sana), karena itulah tujuan hidup yang sebenarnya.
Senang dan bahagia. Yap, itu juga yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan pramuka selama enam hari. Padahal ketika mendapat intruksi harus mengikuti Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar yang diadakan oleh Kwarcab Blitar pada tanggal 7 sampai dengan 12 November ini rasanya pingin kabur saja lo.
Awalnya, saat menerima intruksi ini, jelas terkejut, belum percaya. Pramuka? Benarkah saya harus mengikuti kegiatan ini? Apakah nanti saya juga harus bermain-main, betepuk-tepuk, bernyanyi-nyanyi seperti anak-anak?
Terus terang, sudah puluhan tahun saya tidak pernah mengikuti kegiatan ini, terakhir ikut pramuka tahun 1986. Namun, karena ini tugas, suka tidak suka, nyaman tidak nyaman ya harus tetap diikuti dengan profesional.Â
Saya yakin setiap kegiatan pasti ada ilmu yang bermanfaat di dalamnya.
Nah ternyata betul, setelah saya mengikuti kegiatan ini, apa yang saya ragukan diawal tidak sepenuhnya terjadi.Â
Saya senang, menikmati setiap meteri dan permainan dari pelatih. Saya merasa terhibur, lupa kalau umur sudah setengah abad, hehe.Â
Sebagai guru, kegiatan ini sangat bermanfaat bila saya terapkan pada pembelajaran saya di kelas.Â
Ada tiga pelajaran penting yang harus diketahui oleh seorang guru dari kegiatan pramuka ini.
Metode Kepramukaan
Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang kurang beruntung mendapat kesempatan untuk belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.
Sangat tepat sekali apa yang disampaikan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D tersebut.Â
Metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran sangat penting untuk menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.Â
Untuk itu seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam membuat variasi metode dalam mengajar agar tidak terjadi kejenuhan pada peserta didik sehingga tujuan pembelajaran pun bisa tercapai.
Metode merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang guru dalam rangka memberikan sebuah pemahaman terhadap pentingnya materi yang akan disampaikan kepada siswa.Â
Dalam sebuah kegiatan belajar mengajar, metode sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa, apakah hasil akhir nanti sukses atau gagal.
Dengan metode pula pembelajaran bisa diukur tuntas atau tidak. Oleh karena itu penentuan metode ini sangat penting dalam pembelajaran.Â
Dalam dunia kepramukaan terdapat 8 metode yang harus dikuasai pembina dalam melatih anggota pramuka.
Pertama, metode alam terbuka. Pembelajaran di alam terbuka ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan, dan keamanan.Â
Tentu, kegiatan pembelajaran di alam terbuka ini selain dapat memberikan kenyamanan  juga dapat memberikan pengalaman yang baru dari suata peristiwa yang nyata.
Dalam pembelajaran, tempat belajar tidak harus berada di dalam ruangan, namun peserta didik bisa diajak ke alam terbuka, agar bisa lebih leluasa dalam berekplorasi. Selain itu juga bisa melakukan pengamatan langsung terhadap gejala alam.
Kedua, metode menarik dan menantang. Pembelajaran ini merupakan kegiatan bersifat kreatif, inovatif, rekreatif dan mengandung pendidikan. Mampu mengubah sikap dan perilaku, menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
Misalnya saja dalam materi kegiatan sosial, peserta didik diajak untuk kerja bakti membersihkan sampah plastik di tepi pantai. Selain menarik, karena ada nilai hiburan, bisa piknik menikmati wisata, peserta didik juga tertantang untuk untuk menjadi manusia yang tangguh berhadapan dengan alam.
Ketiga, metode belajar sambil melakukan. Kegiatan ini berupa pembelajaran dengan mempraktikkan teori materi pelajaran. Belajar sambil melakukan ini lebih mengutamakan kegiatan praktik dalam bentuk pendidikan keterampilan.
Keempat, metode berkelompok. Pembelajaran ini dilakukan untuk mengelompokkan siswa dengan cara dibentuk dan diatur oleh siswa sendiri, dengan cara-cara yang unik, melalui beberapa permainan.Â
Kegiatan berkelompok ini memberikan kesempatan belajar menjadi pemimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur serta belajar memikul tanggung jawab serta bekerja sama dalam hidup bersosial.
Kelima, metode satuan terpisah. Metode pembelajaran satuan terpisah ini merupakan pembelajaran yang memisahkan antara pramuka putra dan pramuka putri. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra. Dalam pembelajaran, kegiatan ini bisa digunakan bila materi itu dibutuhkan hanya siswa putra atau putri.
Keenam, tanda kecakapan. Metode tanda kecakapan ini merupakan pemberian penghargaan berupa tanda kecakapan. Kegiatan ini bertujuan mendorong dan merangsang peserta didik agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai kompetensi keterampilan.
Dalam pembelajaran tanda kecakapan ini bisa digunakan dalam bentuk pemberian penghargaan siswa karena telah menuntaskan kompetensi tertentu dan mengamalkan nilai-nilai keterampilan.
Ketujuh, metode kemitraan atau mendatangkan orang dewasa. Metode ini merupakan cara belajar dengan mendatangkan orang dewasa atau mitra sebagai sumber belajar dalam setiap kegiatam pramuka. Mitra tersebut bisa berupa perencana, organisator, konsultan, pelatih, instruktur, pengawas, pembina, dan lain-lain
Kedelapan, kode kehormatan. Kode kehormatan ini merupakan cara dalam pembelajaran dengan mengamalkan janji pramuka yang tertuang dalam tri satya dan dasa darma pramuka.
Dalam pembelajaran metode kode kehormatan ini berupa bentuk pengamalan secara nyata sikap siswa sehari-hari, seperti bagaimana mengatur emosi dan cara menghadapi masalah. Bagaimana tingkat spiritual siswa kepada Tuhan dan cara siswa hidup di tengah-tengah masyarakat.
Pramuka itu gudangnya ice breaking
Tentunya tidak mudah bagi siswa belajar berkonsentrasi dalam pembelajaran di kelas. Karena mereka itu harus duduk selama 6 - 8 jam di kelas, sementara semua menuntut mereka bisa konsentrasi ketika guru menyampaikan materi.
Barangkali bagi guru tidak akan mengalami kejenuhan, karena guru bisa jalan-jalan keluar, apalagi bila bukan guru kelas. Bisa berpindah-pindah ruang sesuai jadwal. Sedangkan siswa, tetap di ruang yang sama, teman yang sama, bahkan terkadang dengan kegiatan rutin yang sama setiap harinya.
Untuk itu guru perlu mencairkan suasana itu dengan berbagai hiburan atau permainan, istilah ini sering kita sebut dengan ice breaking.Â
Kegiatan ini bisa dilakukan ketika siswa sudah mulai merasakan kejenuhan. Aneka permainan ini juga bisa membawa konsentrasi siswa pada materi yang akan dipelajarinya, dan beralih dari materi sebelumnya
Ice breaking ini bisa membantu siswa lebih bersemangat lagi belajar, siswa yang mengantuk dan bosan bisa menjadi bergairah. Lalu, hubungannya dengan pramuka?
Selama saya mengikuti kegiatan ini, setiap memulai kegiatan selalu diawali dengan nyanyian dam tepuk tangan, terkadang bila anggota lelah dibuatlah permainan. Bahkan ada materi khusus permainan.
Seandainya, materi bermain yang menghibur  ini digunakan di dalam kelas untuk mencairkan kejenuhan siswa di dalam kelas, pasti ini bisa menjadikan sekolah benar-benar menjadi rumah kedua siswa.
Cara membentuk karakter siswa
Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah penguatan pendidikan karakter.Â
Selama saya mengikuti kegiatan pramuka ini, saya menemukan  ilmu  bagaimana cara menanamkan karakter mulia kepada anak.Â
Kegiatan pramuka ini senantiasa menekankan pada dasa darma. Mulai dari harus hafal isi dasa darma dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedisiplinan dalam pembelajaran dasa darma ini, bila guru mau mengadopsi untuk pembelajaran di kelas, maka akan mudah mengantarkan siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, mencintai alam dan isinya, kasih sayang terhadap sesama dan bergotong-royong.
Dari pengalaman ini, kalau guru mau mengintegrasikan materi yang ada dalam pendidikan kepramukaan ini dalam pembelajaran mata pelajaran di kelas, saya yakin siswa benar-benar akan mendapatkan rumah kedua mereka, menuntut ilmu dengan senang.
Ternyata apa yang kita anggap tidak mungkin, tidak bisa, bila kita mau menjalaninya dengan keyakinan bahwa semua yang kita lakukan ini adalah pilihan Tuhan, pasti akan diberi hikmah ilmu yang bermafaat.
Salam literasi
Blitar, 13 November 2022
Enik Rusmiati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H