Lalu bagaimana cara berinovasi, mengubah perpustakaan yang berfungsi sebagai gudang buku menjadi perpustakaan yang sebenarnya, benar-benar berfungsi sebagai jantung informasi sekolah?Â
Berikut 10 cara yang kami lakukan untuk mengubah perpustakaan menjadi layanan pemustaka yang menyenangkan.
1. Niat yang kuat untuk berubah
Niat merupakan penentu segala usaha. Keberhasilan seseorang sangat ditentukan dengan nitanya. Karena di dalam niat terdapat kekuatan untuk melaksanakan segala keinginan. Dari niat  yang dasyat inilah penentu sebuah keberhasilan.
Ketika saya mendapat tugas tambahan sebagai pengelola perpustakaan. Awalnya saya juga ragu, apakah saya mampu mengemban amanat ini, karena saya tidak mempunyai ilmu mengelola perpustakaan, saya seorang guru. Namun saya bertekad dengan niat yang kuat, bahwa saya harus bisa melakukan perubahan.
2. Belajar dan Bertanya
Karena saya tidak mempunyai ilmu pengetahuan ilmu perpustakaan dan pengalaman bagaimana mengelola perpustakaan. Maka saya harus belajar dan banyak bertanya kepada ahlinya.
Melalui blog Kompasiana ini, saya mengenal Kompasianer yang berprofesi sebagai pustakawan perpustakaan Kota Malang, Santoso Mahargono. Dari beliau saya mendapatkan ilmu dan buku tentang cara mengelola perpustakaan.Â
Selain itu saya juga dikenalkan oleh beberapa pengelola perpustakaan sekolah yang sudah terakreditasi A. Dari sinilah saya terus belajar, membaca dan berkonsultasi bagaimana cara mengembangkan perpustakaan sekolah yang baik.
Berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya peroleh inilah, saya membuat program tentang rencana melaksanakan inovasi untuk perbaikan perpustakaan sekolah saya. Tentu program ini harus disusun secara matang, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah.
3. Koordinasi dengan Pimpinan