Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat untuk Cinta

3 Januari 2021   10:34 Diperbarui: 3 Januari 2021   10:44 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat matahari terbit dari ufuk barat, menyapa lembut dahan tanpa ranting, seperti cintamu yang selalu membangunkan angan dari deretan mimpi buruk sepanjang malamku.

Menatap awan putih berarak di halaman singgasana langit, seperti cintamu yang senantiasa menempatkan hatiku pada mahkota bidadari surga.

Merasakan sentuhan semilir angin pada dinginnya pagi ini, seperti aliran kasih yang kau tebar pada ruang-ruang kosong ragu ketika kalbu mulai pilu.

Mendengarkan nyanyian anak burung iringi berseminya pucuk-pucuk pinus, seperti irama setiamu yang tak pernah berhenti membersamai gundah kala resah singgah di tahta.

Melihat embun menetes pada lembaran hening daun, seperti kelembutan renjana yang kau hembuskan pada setiap dinding kegelisahan

Selamat pagi rasa, mari bersulang duhai relung, pagi ini gemuruh di rana risau telah kau gubah dalam  taman-taman surgawi, dendang kearifan memendar sampai ufuk temaram, saat raga kita terpisah oleh waktu.

Terima kasih cinta, telah nisbahkan aku di antara bidadari dua purnama.

Blitar, 3 Januari 2021
Enik Rusmiati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun