Senja telah pergi, saat matahari berpamitan. Ada gundah mengeja renjana yang berbisik pada sepi bahwa rindu harus diakhiri diujung sore ini.
Senja telah pergi, jangan mengharap kemuning akan bisa mengejar warnanya. Karena seluruh binar dan temaram ini hanya dimiliki olehnya
Senja telah pergi, seekor bilibis betina bermuram dalam sepi karena kekasih hatinya pergi menemui pagi, sesekali matanya menengadah pilu berharap sunyi berubah rinai
Senja telah pergi, desau dedaunan mencipta irama pilu, ketika sepotong hati berhenti menawar diksi untuk sudi mengulang kisah esok hari.
Senja telah pergi, tidak akan ada lagi puisi tentang jingga yang memunguti ceceran rindu di sepanjang pematang menuju malam, karena seluruh kisahnya telah berlalu
Senja telah pergi
Namun, aku akan setia menanti sampai waktu bosan membersamai
Blitar, 6 Oktober 2020
Enik Rusmiati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H