Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dampak Corona, Warga Desa Mendadak Sigap Ala Militer

10 April 2020   16:19 Diperbarui: 10 April 2020   16:31 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi. Pintu masuk desa dengan dua plang kayu

Keberadaan covid-19 yang mematikan ini  telah membawa pengaruh besar di dunia, tidak hanya dari segi ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, bahkan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perekonomian mendadak lumpuh, pendidikan tanpa tatap muka guru dan siswa, pelaku dan tempat-tempat kemaksiatan secara otomastis berhenti total, kepedulian antar sesama meningkat pesat, serta perubahan-perubahan perilaku moral dan sosial masyarakat mendadak berubah lebih baik tanpa sebuah proses pembelajaran.

Contoh kecil saja, selama ini kami para guru sudah bertahun-tahun mengajarkan kepada siswa untuk selalu berbudaya bersih dan sehat, namun belum semua siswa melakukannya, masih saja ada siswa yang bermalas-malasan, padahal westafel sudah disediakan di beberapa tempat. Namun, sejak corona masuk dinegeri kita, justru informasi wabah ini yang  mengajarkan kepada seluruh siswa untuk berbudaya bersih dan sehat.

Nah, contoh lain yaitu,  perubahan sikap masyarakat desa yang mendadak sigap dan disiplin ala militer. Hari ini, saya diajak suami mengantar barang ke desa tetangga. Begitu kami memasuki jalan desa tersebut, jalan ditutup dua plang dari bambu, ada beberapa tulisan tentang ajakan waspada dan menjaga kebersihan hadapi virus corona ini. Ada empat petugas jaga di sisi kanan dan kiri jalan, semua petugas ini memakai masker. Tepat di bawah ujung plang, ada meja yang di atasnya sudah lengkap dengan beberapa alat tulis.

Begitu melihat kendaraan kami, dengan sigap satu wanita muda dan laki-laki setengah baya menghentikan kendaraan kami. Mereka bertanya tujuan dan asal kami, tentu saja suami menjawab dengan jujur bahwa kami dari desa sebelah dan akan mengantar barang ke rumah teman dengan menyebutkan nama dan alamat yang sangat jelas.

Bapak dan mbak itu rupanya masih meragukan keterangan suami saya, mereka berpandangan dan melihat plat nomor polisi kendaraan kami. Mereka lantas meminta kami berdua turun, oh iya, akhirnya  kami sadar bahwa  kendaraan kami memang bernomor polisi Jember. Selanjutnya kami jelaskan bahwa kendaraan kami memang dari Jember, tapi kami asli penduduk Blitar.

Namun keterangan suami ternyata belum bisa memberi kepercayaan kepada petugas desa tersebut dan meminta melihat KTP kami. Setelah kami tunjukkan, mereka baru percaya, tapi tetap harus mengisi buku tamu yang berisi nama, alamat, tempat tujuan dan tujuan kunjungan serta tidak lupa membubuhkan tanda tangan. Selanjutnya kami baru dipersilakan melanjutkan perjalanan.

Setelah tujuan di desa ini selesai, sengaja kami tidak melewati jalan yang sama, karena masih ada keperluan yang sama di tempat lain. Ternyata ketika kami akan masuk lagi ke desa yang berbeda, kami mendapat perlakuan yang sama, hanya saja tidak sampai melihat KTP dan mengisi buku tamu. Mereka bisa percaya dengan keterangan kami.

Hemm, saya merasa baru saja masuk di markas militer, dengan segala penyelidikan dan pengawasan yang begitu ketat. Ternyata penyebaran covid-19 yang begitu cepat ini telah mampu mengubah perilaku masyarakat desa yang setiap harinya hidup santai, cuek, dan ramah, tiba-tiba menjadi tegas, disiplin, dan penuh selidik kepada semua orang.

Kita akui atau tidak bahwa beredarnya kabar  virus corona ini telah berdampak terhadap  sikap masyarakat yang over protektif  terhadap lingkungan sekitar. Ketakutan akan terjangkitinya virus ini pada salah satu penduduk desa, karena bisa menyebabkan penularan yang lebih besar, telah memberikan pengaruh sikap sosial pada masing-masing individu di kelompok masyarakat tertentu. Lebih mudah menaruh curiga dan gampang takut mendengar informasi tentang dampak buruk virus ini. Sehingga memunculkan sikap atisipasi yang berlebihan kepada semua orang.

Tidak ada yang salah dengan sikap protektif yang berlebihan dan respon antisipatif dalam melihat situasi seperti ini. Asal masih tetap menjunjung tinggi etika moral dan sosial, tetap memelihara agar hubungan dengan sesama terjaga dengan baik. Karena sebenarnya kita semua menyadari bahwa semua ini sebagai upaya sadar diri dan memastikan orang-orang di sekitar kita aman dan sehat.

Etika sosial bisa kita tunjukkan dengan tetap bersikap santun dalam menyampaikan petanyaan, sopan dalam dalam bersikap dan tetap lemah lembut kepada siapa saja, meskipun orang yang sedang kita hadapi, sikapnya tidak sesuai dengan harapan kita. Dengan tetap berprinsip pada kehati-hatian, maka tindakan yang kita lakukan pasti tetap akan mendapat respon baik dari orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun