"Sampai kapan ya, anak-anak harus belajar di rumah, saya capek setiap hari harus bantu anak-anak mengerjakan tugas, gurunya kalau kasih tugas sulit-sulit, bikin pusing saya. "
"Sama Bu, belum lagi untuk pulsanya, Â biasanya lima puluh ribu untuk satu bulan, sekarang satu minggu sudah habis, padahal bapaknya sudah tidak bisa kerja karena pabrik tutup,"
Setiap hari menyimak obrolan ibu-ibu ketika membeli sayur di mas "ethek", sebutan penjual sayuran keliling di kota saya, hanya kata prihatin yang bisa saya ucapkan. Meski kadang ada beberapa ibu bijak bisa meredam keluhan meraka, namun hanya berhenti sesaat, besuk ya ngeluh lagi dengan topik yang sama.
Sebenarnya dampak pandemi covid-19 ini tidak hanya dirasakan oleh ibu-ibu ini saja, pasti juga dirasakan oleh sebagian besar warga negara yang terjangkiti corona ini.Â
Setelah pemerintah memutuskan keadaan darurat corona pada beberapa waktu yang lalu, seluruh  masyarakat di wajibkan untuk berdiam di rumah untuk memutuskan mata rantai penyebaran covid-19 lebih banyak lagi. Keaadan ini jelas mempengaruhi banyak sendi keberlangsungan kehidupan di negara kita.
Menyikapi permasalahan ini, tentu bukan mengeluh jalan keluarnya. Seberapa besar kita mengeluh bila tidak melakukan perubahan, keadaan kita tidak akan menuai perubahan.Â
Meratapi keadaan ini justru akan menambah beban mental kita, bahkan bisa menambah stres, akhirnya menjadi sumber segala penyakit. Lalu bagaimana seharusnya sikap kita?
Tetap Bersyukur kepada Tuhan
Ciri-ciri orang yang beriman adalah menerima ketetapa takdir Allah dalam keadaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, senantiasa mensyukuri karunia Allah yang diterima dengan ridho.Â
Bila oleh majikan harus berhenti sementara, tetap bersyukur, karena masih bisa diberi kesempatan bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga. Tetap bersyukur, meski tidak punya uang untuk beli pulsa, gaji tidak ada dan harus bongkar tabungan, karena masih diberi nikmat sehat jasmani dan rohani kita.
Bila kebetulan salah satu anggota keluarga kita yang diberi ujian terkena virus covid-19, tetap bersyukur karena Allah masih menyayangi kita dengan ujian, jelas akan mendekatkan kita dengan sang Maha Penciptanya. Karena kehidupan abadi bukan di dunia malainkan di akhirat kelak.