Tutuplah pintu rumahmu sebelah kiri, tentang pandemi yang merajai
Segala yang ada telah kau ketahui sebelum matahari menyinari
Berhentilah bertanya pada pelaku semesta, adanya tarian melankoli
Karena akan menjadikan somastis jiwa yang krisis
Jangan kau sekali kali mengirim kabar berantai sesuatu yang kamu sendiri ragu
Karena masih banyak mental-mental menyimpan bimbang
Sulut pesanmu itu akan menjadikan patologi bahasa yang mencekam
Segera buka jendela kamarmu
Sampaikan semangat pagi untuk indonesia
Lihatlah di seberang jalan itu
Tukang becak masih terpekur mengangan putaran mentari
Apakah masih ada yang memberi upah peluhnya?
Juga para pengantar makanan, harus berhenti di persimpangan
Karena seluruh denting selulernya  bernada cancel
Duduklah manis di teras rumahmu
Putarlah lagu gembira, dengan syair  riang
Tengoklah di samping rumahmu
Anak-anak ketakutan di ketiak ibunya
Para lansia mulai depresi hanya sekadar menghirup udara pagi
Percayalah,
Bahwa kabut di petala langit akan segera berlalu
Ada alam semesta dengan segala wujud yang lebih tinggi
Yang selalu kau sebut Tuhan
Bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi uji melebih dari kekuatanmu
Percayalah janji Tuhan itu pasti
Blitar, 1 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H