Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Bekerja dan Belajar di Rumah, Jangan Khawatir Tidak Dihormati Siswa

27 Maret 2020   13:40 Diperbarui: 27 Maret 2020   14:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak diputuskannya status siaga darurat corona, maka untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona-19, mulai 19 Maret 2020, siswa melaksanakan pembelajaran di rumah. Guru wajib memberi materi secara daring (dalam jaringan). Keadaan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan orang tua dan siswa.

Tidak sedikit orang tua yang mengeluh karena kewalahan mengajari dan mendampingi anak mengerjakan tugas-tugas sekolah. Banyak juga komentar siswa yang sudah merasa jenuh belajar di rumah. Namun ada juga anak dan orang tua yang senang dengan pembelajaran di rumah, karena bisa selalu kumpul bersama-sama keluarga.

Menyikapi kenyataan ini, akhirnya muncul beberapa himbauan kepada guru, bahwa jangan terlalu berat memberi tugas pada siswa, jangan terlalu membebani siswa dengan tugas dan menambah stres siswa. Tugas siswa harus yang menyenangkan dan tetap memberi motivasi untuk selalu belajar dengan bahagia serta selalu menjaga kesehatan tubuhnya.

Seperti yang disampaikan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, A. Umar menyampaikan imbauan kebijakan belajar di rumah sejak awal Maret 2020 bagi siswa madrasah itu ditetapkan dalam upaya mencegah penyebaan virus Corona (Covid-19). Sehingga, yang penting anak tetap di rumah, mengisi waktunya untuk belajar dan beribadah bersama keluarga.

Kebijakan belajar di rumah bagi siswa bukan dimaksudkan mengalihkan pembelajaran di kelas dipindah ke rumah ataupun untuk mengejar pembelajaran ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada pembelajaran kehidupan dan pembentukan karakter.

Tentu saja himbauan ini akan mengubah jenis pembelajaran daring guru dengan siswa. Jelas guru dituntut untuk jeli dan kreatif, jangan sampai justru pembelajaran di rumah menjadikan siswa keluar rumah untuk belajar berkelompok dengan temannya.

Saat ini guru jangan hanya memenuhi tuntutan kurikulum, melainkan lebih ke pembentukan karakter. Apalagi baru saja kita dengar bahwa ujian nasional dibatalkan. Bagi guru mata pelajaran UN kelas 6, 9 dan 12 saatnya melakukan kemerdekaan belajar bagi siswa untuk menyiapkan mental menyonsong masa depan.

Sekarang ini merupakan kesempatan yang terbaik bagi guru untuk melakukan perubahan, menjadi guru yang merdeka dalam pembelajaran siswa. Seperti pidato Mendikbud pada Peringatan Hari Guru 2019 kemarin, bahwa guru adalah tugas yang termulia dan tersulit, ditugaskan untuk membentuk masa depan bangsa tapi lebih sering diberi aturan dari pada pertolongan, guru membantu siswa yang tertinggal di kelas, tapi guru habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

Guru tahu betul bahwa potensi anak tidak bisa dilihat dari angka-angka nilai ujian, tapi selama ini terpaksa mengejar angka karena didesak oleh pemangku kepentingan.

Kini saatnya guru memotivasi dan memberi intruksi belajar di luar kelas, di rumahnya masing-masing, mengenal dunia sekitarnya, berpetualangan sesuai minat dan bakat anak di luar batasan kurikulum.

Saat ini, kesempatan guru mewujudkan kemampuan berkarya dan berkolaborasi yang akan menentukan kesuksesan anak, bukan hanya menghafal materi yang ada di buku teks pelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun