Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Lelaki Tua Pengemis

27 September 2019   21:46 Diperbarui: 27 September 2019   22:00 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti kemarin

Aku masih melihatmu diantara sapaan panas yang memanggang jiwa-jiwa lelah

Dengan jemari-jemari  kasarmu kau pintakan sekeping belas kasih pada para dahaga
Melalui suara-suara serakmu kau harap asa agar esok masih bisa kau temui nyanyian fajar

Ya, Lelaki tua pengemis
Mengapa masih saja membelah hari dengan telapak kasar tanganmu
Bukankah seharusnya kau simpuhkan sisa waktu senjamu untuk hadir pada yang Maha Menguasai harimu?
Bukankah seharusnya tengadah itu untuk sebuah permohonan kebaikan hatimu?

Pulanglah,
Temui sisa waktumu untuk menghitung berapa peluh yang tertabur di sepanjang galah
Rajut kembali benang kusut yang tersangkut di dinding kamar lusuhmu
Karena di lantai itu tempatmu meletakkan kening untuk semua munajat

Lelaki tua pengemis
Yakinmu tentang duniamu sebesar keyakinanmu akan Tuhanmu
Jangan pernah takut bahwa alam akan mengabaikan pintamu
Karena sesungguhnya dunia ini ada dalam rengkuhan hatimu yang selalu bersyukur

Blitar, 27 September 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun