Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak untuk Anak Jalanan

22 Agustus 2019   20:50 Diperbarui: 23 Agustus 2019   19:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar nada-nada lapar dari jendela
Laki-laki dan perempuan dengan telinga, hidung, lidah dan bibir terhias di ronce 
Bau asap, bau keringat, bau masam, menyeruak dari ubun-ubun yang tertutup topi 

Apakah ini yang kau sebut berlaga? 
Memperjuangkan kemelut hidup 
Sementara dari dalam tasmu kau sembunyikan butir-butir mimpi 
Yang senantiasa kau banggakan 
Dalam menjawab pertanyaan 

Gemuruh apa yang kau dengungkan untuk bumimu? 
Bila kaki dan tanganmu masih terikat erat pada jalanan berdebu 
Bila pikiranmu senantiasa kau tutup dengan sampah isi kepalamu 

Berhentilah mengkhianati kebenaran
Karena kau harus berjuang untuk hidup yang dipertahankan
Berhentilah menghitung kesalahan pertiwi
Agar hidup yang fana ini mempunyai makna

Blitar, 22 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun