Masih tentang plastik
Lelaki tua tukang sapu
Memandang ke tembok, jalan, got, ranting pohon, sungai, laut, dalam laci meja, almari, dapur, etalase
Plastik dalam tarian pagi siang dan malam
Perempuan dan lelaki tertawa riang
Dalam irama tarian plastik
Tumbuhan hilang subur, pengurai tanah mati
Ikan dan elang laut terkapar, tersedak di kerongkongan
Sungai-sungai tersumbat
Air racun menghuni  alirannya
Anak-anak ternoktah kimia
Lelaki tua tukang sapu
Ia memandang langit
Menatap awan
Dan ia melihat dirinya
Dilempari plastik tuan dan nyonya
Ia melihat plastik-plastik menari
Ia melihat dirinya ditendang sepotong plastik
Tarian plastik tak akan mampu menolong dirinya
Dalam barisan kata dalam buku
Pada ceramah bapak dan ibu
Pada pendidikan di kurikulum
Juga pada seruan di gedung gedung
Lelaki tua tukang sapu bertanya:
Mengapa tidak dirayu saja si pencipta plastik?
Untuk menjadi tukang sapu seperti dirinya
Blitar, 2 Agustus 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H