Tuan, ramadan ini aku ingin mengundangmu buka bersama di rumahku, agar kau menyaksikan jalan menuju rumahku penuh dengan lobang terjal, dan sampah plastik yang mewarnai sepanjang titian ini.
Tuan, ramadan ini aku memintamu buka bersama  bapakku, agar kau melihat kulit legamnya yang terbakar matahari karena harus menanam padi untuk kebutuhan kami dan anak-anak bangsaku.
Agar kau melihat ibuku yang jari-jari tangannya tebal karena harus mengangkut bebatuan dari lembah untuk pembangunan metropolitan, yang telapak kakinya pecah karena harus menahan panas sepanjang waktu.
Tuan, ramadan ini aku ingin mengundangmu buka bersama di rumahku, agar kau menjumpai adik-adikku yang harus berpeluh di jalanan, sementara jiwa-jiwa yang lain menikmati suguhan drama korea dalam jelajah daring.
Tuan, ayolah buka bersamaku pada ramadan ini, agar kau bisa merasakan sajian nasi jagung dan takjil singkong rebus dari ibuku.
Sungguh tuan, aku ingin kau bersedia buka bersamaku, agar nanti aku bisa membacakan sajak tentang desaku dan harapanku untukmu
Terimakasih tuan, ku tunggu kehadiranku dengan hati yang berdebar-debar
Blitar, 9 April 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI