A: “Lah iya, hidupnya gampangan gitu, warisan bapaknya aja gak akan habis kok buat tujuh turunan. Semua yang dia mau, cuma tinggal bilang, langsung dikasih... hidupnya enak banget, instan banget... udah kayak punya lampu Alladin aja.”
B: “Loh, kamu kok ngomongin dia juga kayak yang ngegampangin... memang kalo kamu ada di posisi dia, kamu sanggup ngatur uang warisan buat tujuh turunan?”
A: “Hmmm....”
---
Mungkin kita pernah melakoni dialog si A dan si B di atas, dalam kehidupan sehari-hari, entah kita menjadi si A atau kita menjadi si B.
Si A melihat bahwa ada orang yang dilahirkan sebagai anak orang kaya memiliki hidup yang lebih mudah, dan si B mempertanyakan tentang bagaimana jika si A berada di posisi anak orang kaya tersebut (tukeran posisi). Karena si B mengerti tidak setiap orang sanggup menjadi “orang kaya”.
Terkadang kita suka menambah beban hidup dan repot sendiri dengan membanding-bandingkan hidup orang lain dengan hidup kita, ketika melihat kehidupan orang lain lebih mudah, lebih asyik, lebih mapan daripada yang kita miliki. Padahal semua hal yang kita pikirkan tentang enaknya hidup orang lain itu belum tentu benar.
Beberapa orang berpikir bahwa memiliki kekayaan dengan jumlah “7 turunan tidak akan habis” itu cetek, gampang. Sedangkan menurut sebagian orang lainnya hal itu sangat sulit, termasuk saya pribadi. Alasannya:
1.Kekayaan itu harus dikelola agar tidak habis, bahkan kalau bisa, yah bertambah berlipat ganda, agar dapat digunakan 14 keturunan dan tidak habis, yah mungkin sampai kiamat...Jika setiap tanggal tua saja sudah sekarat karena gaya hidup yang boros, tidak ada jaminan tidak sekarat, jika punya kekayaan yang lebih, pada akhirnya sekarat juga, apabila seseorang tidak dapat mengelola keuangan dengan baik.
2.Kekayaan itu titipan Tuhan, kalau hidup dengan penghasilan Rp 7 juta perbulan saja sangat sulit untuk bersedekah dan membayar pajak, jangan harap deh kalau penghasilannya sudah Rp 7 milyar perbulan, lalu bisa bersedekah dan membayar pajak. Bagaimanapun juga memiliki kekayaan itu adalah sebuah tanggung jawab, dan setiap manusia harus mempertanggung-jawabkannya di hadapan Sang Pemberi, Sang Pencipta.
3.Di dunia ini tidak ada hal yang instan karena hukum dari Sang Pencipta itu jelas: segala sesuatu harus dimulai dari yang paling kecil, baru dapat dipercaya untuk hal yang lebih besar.
Keyakinan saya, Tuhan tidak pernah memberikan hal-hal instan kepada manusia, untuk menikmati buah dan sayur saja, kita harus bercocok tanam dan memulainya dari menanam bibit yang kecil kok... kerja keras.
Supaya bisa dipercaya oleh atasan di kantor, kita harus memulainya dari bersikap jujur untuk hal-hal yang kecil, baru bisa dipercaya untuk proyek-proyek yang besar atau bahkan promosi jabatan yang lebih tinggi. Iya kan?.
Jadi, belum tentu jika orang yang lebih kaya itu bakal memiliki kehidupan yang lebih ringan serta mudah, dan belum tentu juga jika hidup sederhana itu bakal kere serta susah... Malah kalau diperhatiin, masih banyak kok orang yang “kelihatannya” gak punya apa-apa, tapi hidupnya happy-happy aja... enjoy aja. Saya contohnya.
Meskipun suka ada yang bilang ini sih: “aaah.. mungkin cuma perasaan situ doang...” :D
Proses pertumbuhan manusia dari bayi menjadi dewasa juga harus dimulai dengan meminum ASI, bukan langsung mengunyah tenderloin steak dengan saus BBQ. Cuma orang tua stress yang berani ngasih anak bayi tenderloin steak...
Untungnya Tuhan bukan orang tua yang stress, Tuhan Yang Maha Mengetahui, mengerti bahwa manusia itu butuh proses. Dan yang namanya proses itu tidak ada yang mudah. Hargailah proses yang kita jalani hari ini, bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian... You know lah!
---
Nah, karena untuk hidup senang saja, seseorang harus bekerja keras dan bersusah-susah dulu... sebaiknya jangan mau dibuat susah oleh hal-hal remeh-temeh deh... atau oleh hal-hal yang tidak penting, yang ujung-ujungnya malah menjadikan hidup kita tidak kemana-mana... alias gagal move on.
Di mana pun dan kapan pun, mari kita meringankan hidup. Pastikan saja kita menerapkan hal-hal ini...
1.Kalau tidak mau diusik, yah jangan ngusik orang lain. Simple toh?...
2.Membuang semua hal yang tidak perlu. Contohnya: kalau di rumah sudah tidak ada bayi, dan tidak berencana tambah anak (KB), kenapa masih harus menyimpan ranjang bayi... lebih baik disumbangin ke panti asuhan, atau dijual lewat garage sale, siapa tahu ada yang butuh. Rumah bersih, hidup lebih ringan.
3.Sebaiknya jangan mengingat hal-hal yang sudah lampau dan menyakitkan. Contohnya: misscall-misscall mantan, atau liat-liat TL Facebook mantan... tulisan mantan juga gak usah dibaca-baca lagi, kalau ternyata bikin nyesek. Gitu aja kok repot. Seburuk-buruknya mantan, mereka tidak mungkin menanyakan ini: “piye kabare, enak jamanku toh?”
4.Sebaiknya jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain (minder), mereka yang menurut kita lebih “wow” dan lebih baik. Karena hal ini tidak ada manfaatnya, malah ketika kita mulai membandingkan hidup kita dengan orang lain, biasanya timbul rasa iri, yang akhirnya berujung kepada kebencian... gak percaya? Coba deh tanya nenek sihir... Ratu penyihir jahat di kisah Snow White kan sering membandingkan dirinya dengan bertanya kepada cermin ajaib,“magic mirror on the wall, who is the fairest one of all?"
Ke 4 poin, di atas adalah hal-hal sederhana (sebenarnya), tetapi sangat sulit waktu harus dilakukan… Namun, ketika dijalani hidup akan terasa lebih ringan, dan “kita” (tua atau muda) akan terlihat lebih muda atau awet muda. Saya jamin!
Dan lagi, biasanya suka ada yang bilang: “aaah.. mungkin cuma perasaan situ doang...”, nah, kalau sudah ada komentar seperti ini, sebaiknya tidak usah didengar. :D
---
Terakhir... saya mau berbagi salah satu puisi universal yang ditulis oleh Bunda Teresa “Anyway”, yang saya terjemahkan secara bebas... Dan ini adalah tips meringankan hidup serta tips awet muda yang cukup powerful untuk saya pribadi:
“Pokoknya”
Sering kali, orang-orang itu tidak beralasan, tidak berlogika, dan egois; Pokoknya maafkanlah mereka.
Jika kamu orang yang ramah, orang akan menuduhmu macam-macam, serta memiliki motif terselubung; Pokoknya tetaplah ramah.
Jika kamu seorang yang sukses, kamu akan mendapatkan teman yang berpura-pura dan musuh yang sejati; Pokoknya jadilah sukses.
Jika kamu orang yang jujur dan apa adanya, orang-orang mungkin akan berbuat curang kepadamu; Pokoknya tetaplah menjadi jujur dan apa adanya.
Apa yang kamu bangun bertahun-tahun, dapat dihancurkan seseorang dalam semalam; Pokoknya bangun saja.
Jika kamu menemukan kedamaian dan kebahagiaan, mereka dapat menjadi cemburu dan iri; Pokoknya bahagia sajalah.
Perbuatan baik yang kamu lakukan hari ini, mungkin orang-orang akan melupakannya; Pokoknya berbuat baik saja.
Berikan kepada dunia yang terbaik yang kamu miliki, dan itu tidak akan pernah cukup; Pokoknya berikan saja yang terbaik yang kamu sudah punya.
Lihat, di kesimpulan akhirnya, semua hal itu adalah antara kamu dengan Tuhan-mu; Pokoknya semua hal itu bukan antara kamu dengan mereka.
Bukan begitu dear?...