Mohon tunggu...
Eni Darwati
Eni Darwati Mohon Tunggu... Guru - SMP N1 Watukumpul

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Ngapak Desa Watukumpul

31 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 31 Juli 2023   07:05 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

BASA NGAPAK DESA WATUKUMPUL

Oleh : Eni Darwati

enidarwati84@gmail.com

Bahasa digunakan oleh manusia sebagai alat untuk saling berkomunikasi. Bahasa memiliki sistem dan sub sistem yang dapat dipahami oleh semua penggunanya, pengguna bahasa merupakan kumpulan manusia yang beragam, maka dari itu wujud bahasa juga menjadi tidak seragam, dan bahasa menjadi bervariasi (Zulaeha, 2010:1). Variasi bahasa bisa dipengaruhi dari letak geografi dan latar belakang penutur bahasa, contohnya seperti penggunaan bahasa di daerah yang berbatasan dengan daerah lain, contoh lain yaitu bahasa masyarakat pesisir berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di daerah pegunungan. Nababan (dalam Zulaeha 2010:79) menyatakan bahwa kevariatifan bahasa dibedakan menjadi dua yaitu variasi internal dan variasi eksternal.

 Samsuri (dalam Zulaeha 2010:79) menyatakan bahwa variasi internal disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada bahasa itu sendiri, misal fonologis. Sedangkan variasi eksternal disebabkan oleh faktor-faktor diluar bahasa, misal daerah asal, kelompok sosial, topik tuturan, dan suasana penutur (Zulaeha, 2010 :79). Variasi bahasa dapat diartikan sebagai bentuk atau rupa yang berbeda dari bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa itu sendiri. Variasi bahasa dapat dikaji melalui cabang ilmu linguistik yang di sebut dengan Dialektologi (Zulaeha, 2010:1). Dialekotlogi adalah ilmu yang mempelajari tentang variasi bahasa. Dialektologi berasal dari paduan kata dialek yang berarti variasi bahasa dan logi yang berarti ilmu, berdasarkan etimologi kata itu, dialektologi adalah ilmu yangmempelajari dialek atau ilmu yang mempelajari variasi bahasa (Zulaeha, 2010:1). Sementara itu Keraf (dalam Zulaeha 2010: 12) menyatakakan dengan menggunakan istilah Geografi Dialek adalah cabang ilmu bahasa yang khusus mempelajari variasi bahasa berdasarkan perbedaan lokaldari semua aspek, aspek bahasa yang dimaksud mencakupi fonologi, morofologi, sintaksis, dan leksikon serta semantik.

 Berbicara mengenai variasi bahasa, ada banyak bahasa yang ada di Indonesia salah satunya adalah bahasa Jawa. Letak pemakaian bahasa Jawa cukup luas, meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Pemakaian bahasa Jawa juga dikelompokkan menjadi bahasa Jawa Banyumas (Ngapak), bahasa Jawa Surabaya, dan bahasa Jawa Yogya Solo. Permalasahan dalam penelitian ini mengkaji  Bahasa Jawa ngapak  yang digunakan masyarakat daerah Watukumpul.

Watukumpul adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Dalam bahasa Jawa, nama desa ini berarti "batu yang berkumpul". Kondisi alam di Daerah Kecamatan Watukumpul adalah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian kurang lebih 925 dpl. beriklim sejuk dengan curah hujan normal. Kecamatan Watukumpul di apit oleh beberapa kabupaten. Disebelah selatan bertetangga dengan Wilayah Kabupaten Purbalingga, di sebelah timur bertetangga dengan Wilayah Kabupaten Pekalongan dan di sebelah tenggara bertetangga dengan Wilayah Kabupaten Banjarnegara. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kecamatan Watukumpul pada umumnya adalah sebagai petani, guru, PNS, pedagang, pengrajin dan ada juga sebagai perantau.

 Masyarakat Desa Watukumpul adalah Suku Jawa dengan menggunakan dialek peralihan Dialek Tegal (Pemalang Utara) dengan Dialek Banyumas, keunikan dialek di Desa Watukumpul karena terletak di perbatasan Kabupaten Pemalang. Bahas ngapak Watukumpul  yang digunakan setiap haripun berbeda dengan Bahasa ngapak yang digunakan daerah Randudongkal, Moga, Pulosari. Padahal beberapa kecamatan tersebut masih dalam satu lingkung Kabupaten Pemalang. Namun bahasa yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari sudah cukup berbeda, seperti contohnya butul dalam bahasa Jawa Watukumpul memiliki arti Sampai dalam bahasa Indonesia, sedangkan dalam bahasa Jawa Randudongkal kata Sampai (Bahasa Indonesia) diartikan dengan anjog. Oleh karena itu masalah ini menarik untuk dikaji.

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memperbanyak pengetahuan tentang variasi Bahasa.  Faktor-faktor Penyebab Perubahan Bahasa Perubahan bahasa terjadi karena beberapa faktor, pertama pernikahan. Pernikahan menjadi faktor penyebab perubahan bahasa, jika pernikahan dilakukan oleh dua orang yang memiliki Bahasa berbeda, maka dalam satu keluarga tersebut harus menggunakan bahasa baru yang dapat dipahami oleh keduanya, sehingga pernikahan dapat menjadi faktor penyebab perubahan bahasa. Kedua letak geografis. Letak geografis menjadi faktor penyebab perubahan bahasa. Desa Randudongkal merupakan salah satu desa yang cukup strategis di Kecamatan Randudongkal, lokasinya yang berada dipusat kecamatan Randudongkal menjadi titik pertemuan antara Kabupaten Pemalang, slawi (Tegal), dan Purbalingga. Desa Randudongkal juga memiliki pasar besar sebagai pusat perdagangan. Hal itu dapat menjadi faktor penyebab perubahan bahasa pada Desa Randudongkal karena bahasa-bahasa yang melewati Desa Randudongkal bermacam-macam, contohnya Kabupaten Pemalang menggunakan bahasa Jawa ngapak pantura yang terbawa Bahasa Jawa Pekalongan, bahasa Jawa Slawi (Tegal) menggunakan bahasa Jawa ngapak pantura khas Tegal-Brebes, dan Purbalingga yang menggunakan bahasa Jawa ngapak khas Banyumasan.Selanjutnya Desa Watukumpul di apit oleh beberapa kabupaten. Disebelah selatan dengan wilayah Kabupaten Purbalingga, di sebelah timur dengan wilayah Pekalongan, sebelah barat dengan Kabupaten Pemalang.

Hal itu dapat menjadi faktor penyebab perubahan bahasa pada DesaWatukumpul, karena bahasa Jawa yang digunakan di daerah yang mengelilingi Desa Watukumpul berbeda-beda, contohnya Kabupaten Purbalingga menggunakan bahasa Jawa Ngapak khas Banyumasan, kemudian Kabupaten wilayah Pekalongan yang bahasa Jawa terbawa Solo-Yogyakarta, dan Kabupaten Pemalang dengan bahasa Jawa ngapak pantura yang terbawa wilayah Pekalongan. Oleh karena itu pernikahan dan letak geografis menjadi faktor penyebab perubahan bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun