Mohon tunggu...
Eni Cahya Wijayati
Eni Cahya Wijayati Mohon Tunggu... Guru - Kepala sekolah UPT Satuan Pendidikan SDN Kedwaungkulon II Grati

Guru Penggerak Angkatan ke-7 Kabupaten Pasuruan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gelar Karya P5 dan Pentas Seni Hari Jadi SDN Kedawungkulon II ke-46

6 Januari 2024   19:55 Diperbarui: 6 Januari 2024   19:57 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Kyai Abu Dzarrin di Dusun Tugu. Dok. Pribadi

Hari Sabtu, 6 Januari 2024 bertepatan dengan Hari Jadi SDN Kedawungkulon II Grati Pasuruan yang ke-46  diisi dengan Gelar Karya P5 juga market day oleh ibu-ibu paguyupan. Gelar karya P5 dengan mengambil tema kearifan lokal dan sub tema keteladanan mbah Abu Dzarrin. SDN Kedawungkulon II pada tahun pelajaran 2023/2024 mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di kelas 1 dan kelas 4. Melalui gelar karya P5 ini diharapkan peserta didik dapat menerapkan Profil Pelajar Pancasila dan mampu berkembang sesuai implementasi kurikulum merdeka. Menurut Kepala Sekolah SDN Kedawungkulon II ibu Eni Cahya Wijayati, S. Pd, M. Pd pelaksanaan P5 di SDN Kedawungkulon II yang mengangkat tema kearifan lokal bertujuan untuk meneladani mbah Abu Dzarrin (Kyai Abu Dzarrin) yang merupakan ulama besar. Bu Eni sendiri baru mengetahui kalau di dusun Tugu Desa Kedawungkulon ada makam dan peninggalan dari Kyai Abu Dzarrin. Kyai Abu Dzarrin berasal dari Magelang. Selain berasal dari Magelang ada dua pendapat tentang asal usul Kyai Abu Dzarrin. Pendapat yang kedua yaitu Kyai Abu Dzarrin berasal dari Cirebon, sedangkam pendapat ketiga berasal dari Tegal. Dari tiga pendapat di atas, pendapat pertama (asal Magelang) adalah pendapat yang paling masyhur dan yang lebih mendekati kebenaran. Perkiraan ini berlandaskan bahwa Abu Dzarrin dilahirkan tidak jauh dari kehidupan dan kebudayaan Mataram yang masih kental. Sedangkan lokasi kerajaan Mataram dulu mencakup wilayah Magelang dan Yogyakarta. Perkiraan ini, selain diperkuat oleh mayoritas keterangan narasumber, juga diperkuat oleh makam Sayid Abdul Wahab, kakek canggah Kiai Abu Dzarrin, yang terletak di Kabupaten Magelang. Selama berada di Magelang, Abu Dzarrin kecil belajar ilmu agama kepada ayahnya sendiri. Dengan penuh perhatian, Sayid Hashinuddin begitu telaten dalam mendidik putra satu-satunya itu. Karena hanya dialah yang menjadi harapan beliau untuk meneruskan perjuangannya, perjuangan yang membutuhkan pengorbanan dan dedikasi tinggi dalam menerapkan satu-satunya ajaran yang diridai Allah.

Semangat Abu Dzarrin yang menggebu-gebu dalam menuntut ilmu, membangkitkan gairahnya untuk berkelana dalam mencari ilmu, sehingga beliau banyak mengetahui seluk-beluk daerah Magelang dan sekitarnya. Banyak daerah di Magelang yang sudah disinggahi oleh Abu Dzarrin. Entah berapa kilometer dia berjalan setapak demi setapak hanya untuk mencari guru ilmu syariat (kiai) dan pondok pesantren. Beliau baru kembali ke kediamannya setelah merasa cukup dalam perkelanaan itu. Dalam perjalanan pulang, beliau berencana untuk mencari guru dan pesantren lain yang bisa dijadikan sebagai pelabuhan thalabul-'ilmi. Sesampainya di rumah, Sayid Hashinuddin berkata padanya, "Kalau mau mondok (mencari ilmu), mondoklah di Gembong selatan pasar."
Gembong adalah nama Sidogiri tempo doeloe. Kemungkinan, pasar yang dimaksudkan Sayid Hashinuddin adalah pasar Ngempit. Nama ini (Gembong) sudah tidak lagi digunakan pasca kedatangan Sayid Sulaiman Mojoagung. Karena, setelah Sayid Sulaiman menemukan daerah yang beliau cari, beliau menggantinya dengan nama baru, yakni Sidogiri. KH Abu Dzarrin,  santri Sidogiri yang kemudian menjadi ulama kharismatik Pasuruan penerus perjuangan Rasulullah SAW. dalam berdakwah di jalan Allah SWT. (f sablillh).  (Sumber : https://sidogiri.net/2021/10/kh-abu-dzarrin-santri-yang-menjadi-pengasuh-sidogiri/)

Dengan mengambil tema kearifan lokal dan sub tema teladan dari mbah Abu Dzarrin diharapkan peserta didik dapat meneladani sifat-sifat beliau yaitu bekerja keras, serius, semangat dalam menuntut ilmu selalu low profile/rendah diri dan menjauhi ketenaran. Beliau terkenal selalu berhati-hati dalam hal keduniawian juga selalu bermusyawarah atau berdiskusi dalam mengahadapi suatu permasalahan.
Kegiatan gelar karya P5 ini tidak hanya diikuti oleh siswa kelas 1 dan kelas 4 saja, tetapi seluruh siswa dari kelas 2, 3, 5, dan 6 juga menampilkan karya mereka.
Pengawas Kec. Grati ibu Sulis Purwaniati, S. Pd, M. Pd menyampaikan, "Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek tersebut dirancang terpisah dari intrakurikuler. Di dusun Tugu ada makam ulama besar, dan itu sudah benar kalau diangkat menjadi tema pada P5. Selamat untuk SDN Kedawungkulon II yang sudah melaksanakan gelar karya, kekurangan hari ini bisa diperbaiki di semester depan."
Selanjutnya ibu pengawas berkeliling ke stand karya siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Ibu pengawas juga bertanya kepada siswa tentang apa yang sudah dipamerkan. Setelah berkeliling kemudian ada anak kelas 1 dan kelas 4 yang bercerita tentang Kyai Abu Dzarrin. Ananda Khoirul dari kelas 1 selesai bercerita diberi pertanyaan oleh ibu Sulis darimana ananda tahu makam mbah Abu Dzarrin? Dijawab, rumah saya dekat dengan makam mbah Abu Dzarrin. Dilanjutkan,"apa pernah ke makam? Di makam apa yang kamu lakukan? Kemudian dijawab, pernah, saya di sana mengaji. Ibu Sulis bertanya lagi, dari mana ananda tahu kisah mbah Abu Dzarrin? Dari orang tua. Jawaban yang lugu khas dengan bahasa anak-anak. Pada waktu pengawas keliling stand, seluruh siswa melakukan permainan tradisional. Ada yang bermain kelereng, egrang dengan batok kelapa, bekelan juga lompat tali. Bu Yuli Astutik, S. Pd, M. Pd menyampaikan, "saya kalau melihat anak-anak bermain egrang masih takut, kalau egrang dengan batok kelapa ini resiko lebih kecil. Anak-anak harus diperkenalkan dengan permainan tradisional, untuk melatih psikomotornya agar tidak bermain hp saja."

Ananda Khoirul ditanya bu Sulis tentang Kyai Abu Dzarrin. Dok. Pribadi
Ananda Khoirul ditanya bu Sulis tentang Kyai Abu Dzarrin. Dok. Pribadi

Permainan tradisional. Dok. Pribadi
Permainan tradisional. Dok. Pribadi

Selanjutnya yaitu fashion show dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Fashion show dari perwakilan kelas 1 sampai kelas 6. Sebagai pembuka fashion show, bu Sulistiyah dan bu Khoiridatul Ismiyah memberikan contoh bagaimana murid-murid memeragakan pakaiannya. Selesai fashion show dilanjutkan dengan tari kolosal dari kelas 6 dan ditutup dengan doa yang dibawakan oleh pak M. Ali Ridho guru agama di SDN Kedawungkulon.
Tepat pukul 09.00 WIB acara hari jadi SDN Kedawungkulon II dimulai. Acara pertama yaitu pemotongan tumpeng oleh kepala sekolah yang diberikan kepada ibu pengawas Kec. Grati. Tidak terasa tahun ini usia SDN Kedawungkulon II sudah 46 tahun, bukan waktu yang singkat dengan usia tersebut. Peringatan hari jadi SDN Kedawungkulon II ini merupakan pertama kalinya. Tema peringatan tahun ini " Teruji dalam prestasi, Terpuji karena pekerti." Dengan harapan seluruh siswa bisa menjadi anak yang berprestasi sesuai dengan bakatnya masing-masing dan memiliki pekerti yang luhur.

Pengawas, guru dan pengurus paguyupan SDN Kedawungkulon II. Dok. Pribadi
Pengawas, guru dan pengurus paguyupan SDN Kedawungkulon II. Dok. Pribadi

Guru dan pengawas Kec. Grati. Dok. Pribadi
Guru dan pengawas Kec. Grati. Dok. Pribadi

Anak-anak sudah tidak sabar untuk menampilkan kreasinya. Tampilan pertama dari TK PKK 2 Desa Kedawungkulon, dengan menampilkan 2 tarian. Mereka bersemangat dan sangat bagus sekali dalam menampilkan tariannya apalagi pada tarian semut-semut kecil. Ibu Dewi Rochmawati selaku kepala sekolah TK PKK 2 menyampaikan, "Saya sangat senang sekali melihat anak-anak tadi tampil walaupun tadi ada yang menangis karena belum dirias. Tapi tadi saya lihat mereka bisa tampil maksimal. Bahkan paguyupan juga mendukung kegiatan ini, terima kasih banyak TK selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan di SD." Perlu diketahui bahwa SDN Kedawungkulon II dan TK PKK 2 Desa Kedawungkulon berada dalam satu atap dan halaman, sehingga apabila TK ada kegiatan melibatkan SD, begitu pula sebaliknya.

Murid TK PKK 2. Dok. Pribadi
Murid TK PKK 2. Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun