Mohon tunggu...
Oma Eni
Oma Eni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kehidupan Darsem yang Sekarang

1 April 2014   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 30031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="461" caption="Darsem , TKI yang berhasil selamat dari hukum Qisash di Arab / Dok. Oma Eni"][/caption] Elloooow  sahabat  kompasianer   masih  ingatkah  peristiwa  miris  pada  thn  2011 . Nama  Darsem  mantan  TKW  yang  kerja  di  Saudi  Arabia  menjadi  berita  fenomenal. Semua  media  cetak  maupun  elektronik  dan  online  mengeksposnya  karena  akan  dipancung  atas  kesalahannya. Semua  jajaran  yang  berwenang  di Indonesia  mengupayakan  agar  Darsem  jangan  sampai  mengalami  hukum  pancung  dinegara  tempat dimana  dia  kerja. Dan  masyarakat  Indonesiapun  ramai-ramai  menyumbang  mungkin  saja diantaranya termasuk   anda  sahabat  kompasianer  yang  baca  postingan  ini , hehehe. Uang  sudah  terkumpul  dan  melebihi  untuk  diyat , yang  dikelola  oleh  salah  satu  TV  swasta. Dan  uangnya  diberikan  ke  yang  bersangkutan  yaitu  ke  Darsem  sebanyak  1 miliar 229 juta  rupiah (kalau tidak salah). Dengan  kembalinya  Darsem  dengan  selamat  kerumahnya  didesa  Patimban  tepatnya  didusun  Terungtum Tamu  silih  berganti  awak  media  berkunjung  kerumahnya  untuk  memberitakan  kedatangan  Darsem. sesudah  menerima  uang  tersebut  bahkan diliput  dalam  acara ILC  di  salah  satu  stasiun  tv  swasta . Dari  berita  miring  ( Darsem sombong, belagu , tak tahu diri dll)  lama lama berita dia makin sepi. Akhirnya dusun Terungtum berjalan seperti biasa, hingar bingar motor maupun mobil yang berkunjung ke kampung nelayan itu surut dan keadaan normal kembali. Sekarang di thn 2014 sisi kehidupan Darsem sama dengan tetangganya untuk menunjang kehidupan sehari harinya dia buka warung kecil. Kamar depan jendelanya dibuka dijadikan warung. Ya itulah Darsem...... bila suaminya tidak melaut nunggu warung, dia yang keliling jualan makanan pake baskom itulah sisi kehidupannya yang dijalaninya sekarang. Loooohh....... uang yang banyak itu kemana , aku nggak nanya cuma yang aku dengar dia hanya punya perahu satu seharga 30 jeti dan rumah yang ditempati, waktu dibangun menghabiskan biaya sebanyak 150 juta. Rumah juga hanya pas tanah dengan ukuran 6 x 10 m dengan 2 kamar tidur yang bersebelahan dengan rumah tetangga kanan dan kiri tanpa pagar langsung jalan kecil, naah.... kamar tidur depan itulah yang dijadikan untuk warung dengan  membuka jendela. Aku sengaja mampir tempohari kerumah dia setelah beli ikan di pelelangan, ooh iya dia ketipu katanya beli sawah seharga 450 juta calonya kabur terus uang sisanya aku nggak nanya lebih rinci lagi .Intinya mungkin uang sebanyak itu uang yang bukan haknya, buktinya dia cuma punya perahu 1 dan rumah itu saja kok. [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Warung Darsem"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Ini loh warungnya yu Darsem"][/caption] [caption id="attachment_318009" align="aligncenter" width="300" caption="Aku selfie bareng yu Darsem"]

1396333824432292967
1396333824432292967
[/caption]

Oh iya aku dengan yu Darsem tinggal satu kecamatan namun beda desa bila dia kepasar yang berada di kecamatan akan melewati desaku dengan angkot pedesaan atau ojeg begitupun kalau aku butuh ikan laut maupun ikan bilis kering ya aku kesana dan tempohari sekalian mampir kerumah dia.

Rupanya cukup sekian sekilas info dan terimakasih  pada sahabat yang telah meluangkan waktunya dan terimakasih juga untuk komen dan votenya.

Salam Kompasiana

Gempol ,1 April 2014  postingan ke 75

By : oma Eni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun