Mohon tunggu...
Engkos Kosasih
Engkos Kosasih Mohon Tunggu... Operator - Operator Forklift PT. Lion Superindo

Menulis tidak hanya bekerja untuk keabadian, menulis juga bekerja untuk perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketinggalan Kereta di Kampung Orang, Paniknya Bukan Kepalang

1 Agustus 2024   05:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   05:35 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda mengalami ketinggalan kereta?

Bagi saya ketinggalan kereta bukan lagi perasaan nyesel yang luar biasa, tapi lebih ke mengutuk diri sendiri, betapa bodohnya aku. Selain itu, luar biasa pula paniknya, sebab saya ketinggalan kereta di kampung orang, di stasiun yang jauh dari kota asal dan masih jauh ke tempat tujuan. Ditambah lagi besok harus masuk kerja jam 07:00 pagi.

Saya ketinggalan kereta tepat di Stasiun Semarang Poncol, Stasiun transit, perjalanan saya sebenarnya adalah Solo-Cikarang, namun karena beberapa hal saya memilih mode Connecting Train, transit di Semarang.

Perjalanan saya dimulai dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Semarang Tawang. Kereta Api Banyu Biru adalah pilihan yang tepat, selain murah kereta ini pun sangat nyaman. 

Harga tiket untuk kelas ekonomi Rp 40.000 dan Rp 80.000 untuk kelas eksekutif. Sangat murah dibandingkan dengan KA Joglosemarkerto yang harga tiketnya Rp 100.000 untuk kelas ekonomi dan Rp 150.000 untuk kelas eksekutif. Kursi ekonominya pun sangat nyaman, karena kini KA Banyu Biru sudah menggunakan jenis kursi New Generation versi modifikasi, yang sebelumnya menggunakan kursi ekonomi kemenhub, kursi tegak berhadapan.

KA Banyu Biru yang saya tumpangi pada tanggal 23 Juli 2024 kemarin berangkat dari Stasiun Solo Balapan tepat pukul 10:40 dan tiba di Stasiun Semarang Tawang pada pukul 12:42. Perjalanan terasa aman dan nyaman, gerbong saya yaitu kereta ekonomi 2 hanya terisi sekitar 70 % penumpang saja.

Tiba di Stasiun Semarang Tawang tepat pukul 12:42, di benak saya masih ada jeda satu jam untuk melanjutkan perjalanan menggunakan Kereta Api Tawang Jaya dari Stasiun Semarang Poncol.

Biasanya ketika keluar dari pintu Stasiun sudah disambut tukang ojek, namun kali ini saya tidak mendapati mereka yang biasanya menawarkan jasa ojeknya.

Saya pun terpaksa berjalan ke arah barat menuju kerumunan tukang ojek yang biasanya mangkal.

Saya teringat bahwa di tas ransel ada nasi serta lauk pauk yang sengaja dibawa untuk bekal perjalanan. Di bawah pohon yang sejuk saya pun berhenti dan mengeluarkan isi tas lalu saya makan siang seadanya di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun