Mohon tunggu...
Engki Maja
Engki Maja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa di Fakultas Hukum Undana Kupang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Aku adalah Kau Ayah"

19 Juli 2020   17:02 Diperbarui: 19 Juli 2020   17:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku adalah Kau Ayah"

Ayah!

 Tangisku terhenti dan leherku seakan tecekik kala mendengar sindiran para pembenci penuh  rasa irih,dengki ,yang tak mampu bersaing datang mengobrak-abrik. 

Hembusan nafasmu yang dulu terasa bebas menghirup udara di alam yang indah ini kini berubah seiring dengan Amukan dan  amarah yang mengguncang seisih rumah, tak habis-habisnya engkau luapkan setiap waktu hanya karna mimpi yang belum sepenuhnya engkau tempu.

 Aku yang kau siapkan sebagai peluncur untuk menepis para pembenci kinipun menerimah ampas amarah, Aku hanya bisa diam tertekan seakan tak berdaya melahap segala ucapan yang Kau ucapkan. Ayah hanya kata hilang dan lenyap sebagai pelampiasan kekecewaan di kala ku tak berdaya dan mampu menerima kenyataan,

Tapi karna pembenci yang tak mampu bersaing datang dan terus menghantui kehidupanmu, Maka kini ku sadar, Kau tak dapat berjalan sendiri,
Ayah , Aku adalah Engkau Ayah.

.

.

#By.Engky maja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun