Bulan purnama mulai memakan matahari dengan segenap kekuatannya
Menyisahkan malam, ruang bercengkrama keluarga kecil.
Jauh dari bau desing kota.
Klakson mobil hanya dihitung jari.
Mak, malam itu.
Bocahmu tiba-tiba menestekan air mata.
Air yang ditampungnya akhirnya tumpah
Bercak-bercak air pada seprei kasurnya.
Dunianya tidak baik-baik saja
Bocahmu hanya ingin menangis,
Menangis dengan keras, dalam pelukmu yang hangat
Pelukmu yang tidak hanya merangkul bocahmu,
Tapi juga seisi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!