Bulan purnama mulai memakan matahari dengan segenap kekuatannya
Menyisahkan malam, ruang bercengkrama keluarga kecil.
Jauh dari bau desing kota.
Klakson mobil hanya dihitung jari.
Mak, malam itu.
Bocahmu tiba-tiba menestekan air mata.
Air yang ditampungnya akhirnya tumpah
Bercak-bercak air pada seprei kasurnya.
Dunianya tidak baik-baik saja
Bocahmu hanya ingin menangis,
Menangis dengan keras, dalam pelukmu yang hangat
Pelukmu yang tidak hanya merangkul bocahmu,
Tapi juga seisi dunia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!