Kukayuh biduk lapuk ku, susuri tepian Dayung yang somplah bagai tak bertenaga, lunglai Berpayung cendawan mendung, kelabu pekat Tirai tangis langit sempurnakan isakku, sembunyikan derai …… Gladiol runduk melayu, melati tak tegak putik memutihnya Kembang kembangpun merunduk, simpan isak dalam pelupuk Senyum tak lagi ada, tawa tlah menguar bersama canda Muram di wajah warga, kelu tak berkata kata …… Ayah terbaring lesu, pucat bagai kertas Bertemankan jarum dan selang bening,juga berwarna Berbantalkan sayang dan cinta bunda , duh, Tak sepatahpun terucap, betapa sedihnya ….. Bunda, kubisikkan namamu…. Bunda Yanti Mari rebahlah disini, di pelukan kami penduduk desa Kan kujaga semua semangat dan salam ayahnda Smoga segra sirna segala coba, duka dan airmata …… Bangunlah ayah, lihatlah Betapa kosongnya hati kami tanpa sapamu Betapa muramnya jiwa kami tanpa senyummu Betapa tak berwarnanya wajah kami tanpamu ……. Mari tangkupkan tangan, memohon padaNya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H