Mohon tunggu...
Enggarani wahyu
Enggarani wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Informatics Engineering Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Transformasi Modal Mata Pencaharian: Kunci Kesetaraan Gender di Indonesia

12 September 2023   08:54 Diperbarui: 12 September 2023   12:58 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan segala keragaman budaya, geografis, dan sosialnya, telah menjadi arena penting bagi studi tentang perubahan dinamika gender dalam pengambilan keputusan keluarga. Saat ini, kita akan memasuki perjalanan naratif yang mengungkap bagaimana migrasi laki-laki dalam konteks rumah tangga pertanian di Indonesia telah memengaruhi peran dan kekuasaan perempuan dalam pengambilan keputusan.

Pariwisata Gender di Indonesia

Indonesia, negara kepulauan yang luas dan beragam, telah menjadi panggung bagi berbagai tantangan dan transformasi, termasuk yang terkait dengan isu-isu gender. Di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berlangsung, studi tentang bagaimana migrasi laki-laki memengaruhi pengambilan keputusan perempuan dalam rumah tangga menjadi sangat relevan. Bagaimana perubahan ini berdampak pada kehidupan sehari-hari dan identitas gender di Indonesia?

Landscape Gender dalam Pertanian Padi di Indonesia

Sebelum kita menyelami dampak migrasi laki-laki, mari kita memahami konteks gender dalam pertanian padi, salah satu fondasi ekonomi penting di Indonesia. Tradisionalnya, perempuan di Indonesia sering dianggap sebagai penanam padi utama. Namun, peran laki-laki dalam proses ini juga signifikan, terutama dalam aspek seperti pengelolaan lahan dan pengambilan keputusan terkait pertanian.

Laki-Laki, Migrasi, dan Pengambilan Keputusan

Studi ini mengeksplorasi bagaimana migrasi laki-laki memengaruhi dinamika pengambilan keputusan dalam rumah tangga pertanian padi di Indonesia. Sebagian besar migrasi laki-laki terjadi ketika mereka mencari pekerjaan di luar daerah asal mereka. Ini seringkali meninggalkan istri dan keluarga di rumah untuk menghadapi tantangan dan keputusan yang perlu diambil secara mandiri.

Namun, yang mengejutkan adalah temuan bahwa perubahan dalam otoritas pengambilan keputusan setelah migrasi laki-laki adalah perubahan yang relatif nominal. Dalam beberapa kasus, pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri justru meningkat. Ini adalah perubahan yang menarik, yang menunjukkan bahwa migrasi laki-laki tidak selalu mengakibatkan pergeseran otoritas yang signifikan ke satu pihak.

Dinamika Pengambilan Keputusan Bersama

Apa yang membuat perubahan ini terjadi? Studi ini menyoroti beberapa faktor yang berperan dalam membentuk dinamika pengambilan keputusan bersama antara suami dan istri. Salah satu faktor penting adalah usia, di mana perempuan yang lebih muda lebih cenderung untuk terlibat dalam pengambilan keputusan bersama dengan suami mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun