Mohon tunggu...
Humaniora

Ingin Kaya Kenapa Harus Pilih Jakarta?

17 Januari 2016   20:28 Diperbarui: 19 Januari 2016   14:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kehidupan ini memang banyak pilihan tak terkecuali untuk menentukan sebuah rencana hidup yang sejahtera layak serba berkecukupan,mapan ditunjang dengan pasilitas hidup dan status sosial yang dapat menunjang masa depan,seiring dengan berjalanya waktu dan pertumbuhan penduduk yang tak terbendung juga tidak diimbanginya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang merata,imprastruktur yang kurang memadai di daerah-daerah di Indonesia ini sehingga menimbulkan gejala sosial yang berujung terjadinya arus urbanisasi masyarakat pedesaan untuk mengadu nasib hidup di perkotaan,diantara kota-kota besar di Indonesia daerah ibu kota Jakarta menjadi kota terfavorit pilihan para kaum urban ini. Kenapa harus Jakarta..?
Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang dalam berbagai sektor dan aspek kehidupan tak terkecuali pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dengan segala persoalanya,menjadi Negara yang cukup sibuk yang ada dibelahan bumi ini.namun fakta itu menjadi sebuah polemik yang cukup serius bagi pemerintah, diantaranya belum meratanya pembangunan dan lambatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di seluruh Indonesia sehingga berakibat kepada meningkatnya jumlah urbanisasi masyarakat pedesaan ke perkotaan.
Latar belakang masalah
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Menurut perspektif ilmu kependudukan Urbanisasi adalah persentase penduduk yang tinggal di daerah diperkotaan,dari data yang diperoleh dari Price Waterhouse Cooper pada tahun 2014 populasi urbanisasi di Indonesia menempati dua terbesar se kawasan asia setelah Malaysia yang menduduki urutan terbesar pertama,yaitu populasi urbanisasi Malaysia sebesar 73,4 persen,Indonesia 51,4 persen,pilipina 49,1 persen,Thailand 34,5 persen, dan Vietnam 31,7 persen.ini merupakan anomali sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia terutama pada usia produktif,dimana urbanisasi merupakan suatu pilihan bagi mereka untuk merubah segala sesuatu yang menjadi pengharapan dan tumpuan hidup sebagian orang karena menurut pemikiran sebagian masyarakat bahwa mengadu nasib diperkotaan akan lebih baik daripada bertahan di pedesaan.
Ada beberapa kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan utama para pengadu nasib tersebut diantaranya jakarta,bandung,medan,Surabaya,semarang,makasar dan kota besar lainya dimana kota-kota ini dipilih dikarenakan terpusatnya segala macam kegiatan ekonomi dan pekerjaan lainya.ada factor-faktor sebagai penarik ( pull factors ) alasan orang desa memulai imigrasi pindah ke kota didasarkan atas beberapa alasan:

1.Merasa tidak cocok dengan budaya daerah asal
2.Menganggur terlalu lama dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan
3.Terbatasnya sarana prasarana temapat hiburan di daerah asal
4.Memiliki tujuan kuat ke kota menjadi pekerja atau berusaha merubah nasib untuk lebih baik
5.Diusir dari desa asal karena bermasalah
6.Melanjutkan sekolah dan dilanjutkan untuk mencari pekerjaan yang layak
7.Pengaruh dari cerita orang untuk dapat berusaha kecil-kecilan hingga menjadi orang kaya di perkotaan
8.Kebebasan pribadi yang lebih memilih kota agar longgar dari control social yang tidak mau menjadi beban pribadi.
9.Kebebasan pribadi lebih menjadi pilihan

Dari semua factor diatas dapat kita lihat bahwa urbanisasi akan selalu menjadi persoalan yang penting dimana,gejala sosial yang ditimbulkan dari banyaknya urbanisasi akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial secara luas diantaranya akan terjadi gesekan-gesekan sosial antara para pendatang baru yang terpusat di kota yang dilatarbelakangi oleh kepentingan kelompok-kelompok kecil yang mengatasnamakan daerah asalnya masing-masing,selain itu kurangnya berpartisifasi,adapatasi dengan masyarakat baru cenderung akan menjadi sumber konflik tersendiri,yang lebih memprihatinkan lagi jika orang-orang pendatang baru ini menganggur di kota tujuan akan menjadi persoalan sosial baru,yakni lahirnya kejahatan dan menempati tempat-tempat yang tidak semestinya mereka tempati, seperti lahan-lahan pemerintah,bantaran kali dsb.diantara sekian aktivitas kehidupan diperkotaan banyak yang menjadi misteri kehidupan dimana orang dengan kekuatan ekonomi ataupun besar pengaruh yang timbul dari kekuasaan dapat tumbuh menjadi raja-raja kecil dalam lingkup hidupnya ditengah-tengah masyarakat perkotaan sehingga yang lebih kuat dapat memangsa yang lemah Homo homini lupus

Ibu kota Jakarta salah satu kota terfavorit tujuan kaum urban pedesaan yang mencoba mengadu nasib,ataupun penghidupan yang lkebih baik, namun tidak demikian jika kaum urban ini hanya mengandalkan modal nekat tentu saja Jakarta tidak selamaya akan dapat mengantarkan mimpi-mimpi indah seperti yang dibayangkan malah sebaliknya akan menjadi mimpi buruk bagi orang yang kurang cakap atau minim daya saing dalam dirinya,lain halnya dengan orang-orang yang mumpuni dan punya ekspektasi tinggi,yang berbekal kecakapan hidup yang cukup,keterampilan yang memadai dan sumberdaya manusia siap pakai ditambah kreativitas yang hebat tentu saja Jakarta akan mengantarkan mimpi-mimpi para kaum urban akan menjadi lebih baik dari kehidupan sebelumnya.

Jika ibu kota Jakarta adalah segalanya bagi kaum urban,kenapa kita tidak berfikir seribu kali sebelum memutuskan untuk mengadu nasub disana,apakah daerah asal kita tidak bisa kita rubah seperti halnya Jakarta..? jawabanya sederhana dan jawaban itu ada pada kita,yaitu dengan niat dan penuh kesungguhan menjadi seorang yang mandiri dan pandai menangkap peluang usaha yang dapat mendatangkan pundi-pundi rupiah sehingga peluang yang kita punya dapat membuka lapangan pekerjaan baru buat orang-orang disekitar kita,artinya kita harus menjadi orang yang pertama memulai startup dalam menggali setiap potensi alam,potensi ekonomi,dan potensi sumberdaya manusia yang ada disekeliling daerah asal kita,tentu itu saja belum cukup tampa dibarengi dengan keberanian dan siap menanggung resiko dari setiap keputusan yang kita ambil juga kesiapan lainya, namun jika kita berani memulai semuanya akan berjalan sesuai yang kita harapkan,dan keputusan membuka lapangan pekerjaan di daerah asal kita dipastikan akan dapat meminimalisir terjadinya narus urbanisasi ke kota besar seperti Jakarta dan kota-kota lainya di Indonesi

Kesimpulan
Dari berbagai perkembangan dan gejala sosial yang ditimbulkan dari adanya lonjakan urbanisasi masyarakat desa ke perkotaan khususnya kota jakarta ini dapat dicegah dengan pemerataan pembangunan di daerah,diantaranya membuka lapangan pekerjaan yang banyak,membuat sarana prasarana di pedesaan agar masyarakat pedesaan lebih betah dan bertahan di daerahnya masing-masing,ini semuanya dikembalikan kepada kesadaran masyarakat mau atau tidak mengembangkan setiap potensi yang ada di daerahnya,yang yang tak kalah pentingnya lagi adalah dorongan pemerintiah untuk tetap mendukung gerakan wirausaha di daerah-daerah yang disponsori oleh kalangan usaha besar,seperti BUMN,Perbankan lembaga swadaya masyarakat dan seluruh elemen masyarakat yang ingin daerahnya berkembang tampa harus menyumbangkan kaum urban ke kota besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun