Mohon tunggu...
Humaniora

Antara Berpikir dan Berdzikir

9 Desember 2015   10:58 Diperbarui: 9 Desember 2015   13:11 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia ini dari mulai anak-anak hingga manusia dewasa yang mempunyai akal sehat dan daya fikir yang normal juga berkebutuhan secara umum sebagaimana pada umumnya manusia,tidak dapat dipisahkan dari aktivitas berfikir dalam kehidupan keseharianya dan proses berfikir pada hakikatnya sama bagi setiap orang dan tidak ada klasifikasi dalam pembentukanya, namun daya fikir pada setiap orang dapat dipengaruhi faktor keturunan, kecerdasan,keyakinan ,agama, kebiasaan, adat istiadat,kelas sosial,suku bangsa dan asal Negara juga warna kulit sehingga dapat melahirkan beraneka ragam hasil cipta dari buah berfikir baik secara positif maupun negatif, tak terkecuali bagi seorang muslim yang beragama islam di dunia ini.

Berfikir bagi seseorang merupakan aktivitas alamiah yang terbentuk sejak manusia dilahirkan,melalui tahapan dan fase tumbuh seseorang sejak mulai mengenali kehidupan dunia dan selalu berkembang sesuai tumbuh kembangnya fisik juga psykis seseorang,dan ini berlaku bagi setiap orang tak terkecuali orang muslim.namun yang membedakan cara berfikir pribadi seorang muslim dengan orang lain pada umumnya terdapat perbedaan yang menonjol terutama pada seorang muslim yang taat beribadah, mengapa demikian...? mari penulis akan coba memaparkan isi artikel ini dari sisi pengalaman pribadi penulis dan orang-orang yang pengalaman hidupnya hampir mirip dengan penulis.

Berfikir itu yang kita tau,jika dihadapkan pada sebuah pertanyaan baik yang bersifat teoritis maupun praktis,yang bersifat abstrak maupun konkrit juga yang bersifat rasional atau irasional juga yang terasa ataupun tak terasa, maka secara spontan syaraf otak bekerja secara otomatis tampa menunggu perintah hingga daya jelajah otak untuk mencari dan menghimpun sebuah jawaban begitu kuat dan dasyat sehingga dapat menghasilkan jawaban,yang entah jawaban tersebut sesuai atau tidak dengan pertanyaan tersebut itu dapat dinilai dari seberapa tepat jawaban itu dapat menjawab dan menyelesaikan pertanyaan dimaksud,namun umumnya pada orang yang cerdas otak akan berfikir secara memaksa sehingga ketepatan dan kebenaran juga keabsahan sebuah jawaban hasil berfikir sangat dipengaruhi oleh seberapa kuat seseorang menggunakan logika berfikir yang hakikatnya logika bekerja untuk menghasilkan sebuah jawaban yang tepat dan benar.di sisi lain faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap daya fikir seseorang dalam mencari dan menyimpulkan sebuah jawaban, kata lain orang dapat berfikir dengan baik jika hatinya sedang gembira,kesehatan dalam kondisi yang sehat dan baik pula.

Jadi dapat disimpulkan antara logika berfikir dan psikologis seseorang menjadi penentu dalam melahirkan sebuah kwalitas berfikir yg dapat mengantarkan seseorang pada derajat keilmuaan yang tinggi pula sehingga implementasi kemanfaatan dari berfikir akan membuahkan karya yang akan menghantarkan seseorang pada titik sukses dalam mengarungi kehidupan sebagai hasil tempaan ilmu dan buah fikir sebelumnya sehingga kemuliyaan akan di dapat dan dirasakan oleh orang tersebut.

Pada dasarnya berfikir merupakan sumber intelektual yang seharusnya dapat melahirkan jawaban keilmuan yang dapat diterima oleh halayak orang banyak hingga melahirkan banyak manfaat bagi dunia luas, namun hasil dari berfikir tidak selamanya mendapatkan sebuah jawaban yang positif melaikan hasil dari berfikir terkadang melahirkan sesuatu yang negatif dan dapat mencelakakan seseorang, manakala berfikir tidak diimbangi dengan kebijasanaan dan kontrol yang kuat dari dasar hati yg dilandasi keyakinan dan keimanan yang kuat pula,antara berfikir dan keyakinan merupakan suatu syarat yang akan menghantarkan seseorang menjadi luar biasa,tetapi jika keduanya tidak dimiliki maka akibatnyapun akan luar bisa pula.keyakinan dan keimanan merupakan wujud dari kecerdasan spiritual seseorang,dimana seseorang yang memiliki tingkat keyakinan dan kepercayaan terhadap agama yang dianutnya telah dijalankan sesuai anjuran dan perintah agamanya tersebut,sehingga lambat laun agama dapat menjadi landasan berfikir secara terarah dan positif sebagaimana pada umumnya agama merupakan aktualisasi keshalehan seorang penganutnya dalam menjalani kehidupan yang berhubungan dengan manusia, alam sekitar,binatang dan Tuhanya baik secara vertical maupun horizontal.

Jika seseorang yang shaleh hasil tempaan dan pendidikan agama secara benar hampir dapat dipastikan didalam pola berfikir atau bersikap tindak keseharianya selalu mengandung nilai-nilai kebaikan,optimis,tidak mudah putus asa,menjungjung tinggi nilai-nilai kejujuran, pengasih,penyayang,menghargai pendapat orang lain,peka terhadap setiap persoalan yang terjadi juga mempunyai jiwa terbuka dan solidaritas yang tinggi sehingga keberadaanya selalu bermanfaat dan membawa kedamaian dimana dia berada.maka jangan heran bila kita berteman dengan orang-orang semacam ini akan senantiasa merasa nyaman bahkan selalu mengalami kemajuan karena pola fikirnya dilandasi keikhlasan dan ketulusan dari hati dan jiwanya.

Berdzikir adalah salah satu aktivitas batin yang berawal dari kondisi lahir dimana seseorang yang beragama islam senantiasa mengenalnya dengan istilah mengingat Allah atau Dzikrullah,atau bermuhasabah terhadap apa yang sudah,sedang ataupun yang akan diperbuat oleh seseorang didalam menjalani kehidupanya.Dalam aktivitas kehidupan seorang muslim tentu tidak akan jauh berbeda dengan manusia pada umumnya,namun yang membedakanya seorang muslim lebih meyakini bahwa keterlibatan Alloh sangat dirasakan betul didalam setiap detik kehidupanya bahkan sudah menjadi pedoman kehidupan bahwa segala sesuatu urusan manusia Allah lah yang telah mengatur sebagai pemegang sekenario kehidupan manusia di dunia ini,sehingga apabila terjadi hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas manusia semata-mata hanya Allah pula lah yang lebih mengetahui segalanya, manusia hanya di ibaratkan sebagai wayang dan Allah di ibaratkan sebagai dalang dalam hal ini manusia digerakan hidup dan mati sudah sepenuhnya kehendak ada di tangan Allah,maka jangan heran jika seorang muslim dihadapkan pada sebuah problematika kehidupan yang datang silih berganti baik susah maupun senang suka duka,maju,mundur,gagal ataupun berhasil selalu dikembalikan kepada sang maha pencipta yaitu Allah swt dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda yang paling sederhana hanya dengan mengucap istighfar itu salah satu bentuk syukur dan dzikir yang singkat namun tidak pernah mengurangi nilai dzikir sseeorang muslim kepada Allah swt,sehingga jika seorang muslim melakukan kekeliruan ataupun kesalahan baik berfikir,bersikap dan bertindak maka segeralah mengucapkan kalimah istighfar itu akan lebih baik dan berdampak kepada kerendahan hati yang selalu merasa khilaf dan Alfa dihadapan sang kholik.

Jika dikerjakan atau diamalkan secara terus menerus istiqomah dalam berdzikir ini maka seorang muslim yang taat akan merasa ringan dalam berfikir,berbuat dan bertindak,sehingga setiap akan melakukan kesalahan merasa terkendali dan hatinya sangat tidak menghendaki bahwa sesungguhnya Allah swt dekat dengan jiwanya dan akan merasa berdosa juga aib jika kesalahan itu dilakukan.Berdzikir bagi sebagian mukmin adalah sebagai proses pembersihan jiwa dan juga sebagai energi yang menambah kekuatan spirit yang tak ubahnya berfungsi sebagai charger batteray yang dapat mengisi kembali energi pada jiwa seorang mukmin tersebut sehingga mukmin yang terbiasa berdzikir dapat memiliki jiwa yang kuat dan prinsif -prinsif dan nilai-nilai yang kuat dan tidak dapat terpengaruh hal-hal yang menyimpang.

Kesimpulanya antara berfikir dan Berdzikir terdapat kesamaan yang detail dalam prosesnya yaitu (konsentrasi).Berfikir menuntut seseorang terkonsentrasi atas pemikiran yang dapat menghasilkan cara atau jawaban secara logika yang menghasilkan kebenaran yang tepat,sedangkan berdzikir lebih menuntut konsentrasi batin atau hati yang mendekatkan seseorang dengan Tuhanya sehingga dari keduanya akan melahirkan buah fikir yang lebih terarah dan nilai-nilai positif akan terlahir,sehingga menjelma menjadi seseorang yang cerdas secara intelektual dan cerdas secara spiritual

Dengan demikian maka apabila seseorang menghendaki pribadinya penuh nilai dan menjadi seseorang yang sangat diperhitungkan sebagai pribadi yang penuh manfaat bagi dirinya dan orang banyak cobalah anda mulai dengan menjalani berfikir penuh konsentrasi dan perbanyaklah berdzikir dikala anda membutuhkan bimbingan batiniah sehingga apapun yang anda hasilkan dari berfikir,bersikap dan bertindak akan ada dalam RidlhoNya...Wallohu'alam 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun