Mohon tunggu...
enggal widya yulia sari
enggal widya yulia sari Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai layanan khusus

kebersihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Anak Pemulung

29 Agustus 2022   13:53 Diperbarui: 29 Agustus 2022   14:03 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai perkenalkan nama saya anna, saya bersekolah di SMAN 3 Denpasar. Seperti biasa saya bangun pagi untuk persiapan sekolah, saya biasa berangkat sekolah jalan kaki bersama teman -- teman saya. Dan pada saat  saya dan teman -- teman saya pulang sekolah saya  melihat anak kecil yang sedang memulung di jalan, ketika saya dan teman -- teman saya menghampiri saya merasa iba karena anak tersebut berpakaian tidak layak di pakai dan anak tersebut bercerita jika dia belum makan seharian. Saya dan teman -- teman saya inisiatif membelikan dia makan dan minum. Sambil menunggu dia makan anak kecil itu bercerita tentang kehidupan sehari -- harinya, dan ternyata dia tinggal bersama ibunya yang sedang sakit -- sakitan sedangkan bapaknya sudah meninggal saat anak itu berusia 5 tahun dan maka dari itu anak itu harus berkerja sehari -- hari untuk membeli obat ibunya dan untuk kebutuhan sehari- hari sedangkan penghasilan anak itu setiap harinya tidak menentu.

Anak itu ternyata bernama andi, dia anak pertama dari empat bersaudara dan harus menjadi tulang punggung untuk ibu dan adik -- adiknya. Setiap pagi setelah sembayang andi berangkat mencari botol -- botol bekas atau barang- barang bekas lainnya yang akan nantinya jika sudah terkumpul akan di jual di pengepul atau penampung khusus barang bekas. 

Hasil penjualan barang - barang bekas pun tak seberapa banyaknya akan tetapi harus  digunakan untuk membeli obat perawatan ibunya yang sedang sakit dan keperluan sehari - hari untuk membeli beras, lauk pauk,dll.

Ia pun mengatakan bahwa sebenarnya ingin sekali untuk menimba ilmu seperti teman - temannya sebayanya. akan tetapi kondisi tidak memungkinkan untuk mencapai keinginannya karena ia harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya.

Keluarga andi belum dapat menerima bantuan apapun dari pemerintah seperti sembako, bantuan uang tunai, dll. sedangkan andi cuma mendapat bantuan dari tetangga sekitar berupa makanan, uang, DLL. ujarnya.

andi banting tulang seperti ini, agar ibu dan adik - adik andi mendapat kehidupan yang layak dan bisa bersekolah kelaknya tidak sepeti kakaknya yang sekarang ini. Andi sampai rela tidak makan demi ibu dan adik - adiknya bisa makan dan mendapat kehidupan yang lebih layak. tutur andi sambil matanya berkaca - kaca matanya.

tidak selang lama saya dan teman - teman saya ketemu dengan ayah saya yang pulang dari kerja, saya dan teman - teman saya menumpang mobil ayah saya untuk pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun